Pada tanggal 17 Februari 2006 tahun lalu, seorang warganegara asing Maarek Boaloglowy, menulis tentang pengalamannya terbang dengan Adam Air yang disebutnya sebagai ‘Fear Factor-FLying in Indonesia’ dan pada tanggal 3 Januari 2007 yang lalu setelah timbul kasus hilangnya Adam Air sdr. Nofie Iman didalam blognya membuat artikel investigasi “Belajar dari Jatuhnya Adam Air di Sulawesi”, ternyata setelah dikaitkan dengan pemberitaan diberbagai media massa khususnya hasil wawancara SCTV dengan pilot Adam Air ada kecenderungan bahwa salah satu penyebab kecelakaan atau hilangnya pesawat Adam Air Boeing 737-400 PK-KKW KI 574 jurusan Surabaya-Manado kemungkinan besar adalah masalah buruknya sistim Navigasi dan umur pesawat yang sudah tua rata rata mencapai 17 s/d 28 tahun.
Didalam investigasi tersebut yang dilengkapi dengan foto foto pendukung, akan memberikan kita gambaran yang jelas betapa murahnya nyawa manusia (penumpang) dimata para operator atau dimata pemerintah ? YOU DECIDE!!
Wawancarai Pilot: Adam Air Mengabaikan Perawatan Navigasi
Jakarta 10/01/2007 : Manajemen Adam Air memaksa para pilotnya untuk bekerja meski pesawat dalam kondisi tidak laik terbang. “Benar! Benar itu!” kata seorang pilot Adam Air dalam wawancara dengan reporter SCTV Romy Fibri dalam tayangan Liputan 6 Siang, Rabu (10/1). Berikut cuplikan wawancara pilot [P] dengan Rommy Fibri [RF] yang demi alasan keamanan, SCTV menyamarkan wajah dan suaranya.
RF: Banyak orang mengatakan perawatan di maskapai Anda, Adam Air, banyak diabaikan, bagaimana menurut pengalaman Anda?
P: Menurut pengalaman saya memang seperti itu kondisinya.
RF: Apa saja alat-alat atau perawatan yang diabaikan itu?
P: Banyak. Salah satu contoh yang paling penting adalah navigasi.
RF: Benarkah pihak manajemen sering memaksa pilot untuk menerbangkan pesawat meski tahu kondisi pesawat tidak laik untuk terbang?
P: Benar! Benar itu! Selama saya di sini juga seperti itu.
RF: Siapa yang sering melakukan pemaksaan itu?
P: Top manajemen.
RF: Apa saja ekses negatif dari paksaan pihak manajemen Adam Air terhadap para pilot untuk menerbangkan pesawatnya?
P: Pilot jadi merasa tertekan untuk terbang. Lihat saja itu, pesawat yang mau ke Makassar [Sulawesi Selatan] tiba-tiba nyasar ke Tambolaka [Nusatenggara Timur]. Kedua, mendarat dengan roda patah di Cengkareng [Banten]. Yang ketiga, pesawat yang mau ke Manado [Sulawesi Utara] sampai saat ini hilang dan tidak diketemukan.
Keterangan pilot ini senada dengan mantan teknisi bahwa Adam Air sering mengabaikan unsur keselamatan pesawat [baca: Pesawat Adam Air Sering Tak Laik Terbang]. Manajemen Adam Air sudah membantah keterangan kedua sumber SCTV ini. Pengakuan lengkap pilot Adam Air ini bisa Anda saksikan dalam Liputan 6 Petang pukul 17.30 WIB nanti.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)
Pilot: Top Manajemen Adam Air Kerap Mengancam
10/01/2007 19:43 : Seorang pilot Adam Air mengaku kerap mendapat telepon dari manajemen yang terkesan mengancam. Manajemen Adam Air mengaku sedang mengalami tekanan eksternal seperti harga avtur hingga nilai tukar rupiah yang tinggi terhadap dolar.
Jakarta: Kisruh di tubuh maskapai penerbangan Adam Air semakin mengerucut. Setelah teknisi, seorang pilot Adam Air mengungkapkan, pihak manajemen terkesan menomorduakan keselamatan penerbangan. Pilot yang identitasnya dirahasiakan ini mengaku kerap dipaksa manajemen untuk tetap terbang sekalipun kondisi pesawat tak laik terbang. Bahkan mereka tak jarang mengancam lewat faksimile atau telepon. “Paling sering sih lewat telepon,” kata sang pilot kepada reporter Rommy Fibri di Jakarta, Rabu (10/1).
Akibat pemaksaan itulah sebanyak 16 pilot Adam Air mengundurkan diri sebelum kontrak mereka habis. Sebagai jawabannya, pihak manajemen Adam Air menyeret belasan pilot itu ke meja hijau. “Itu karena mereka terbang dipaksa dalam kondisi pesawat yang tidak layak. Akibatnya mereka keluar,” kata Mr X.
Konflik antara para pilot dan manajemen Adam Air itu telah berlangsung terbuka hingga berujung ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Dalam sebuah pertemuan antara Chief Executive Officer (Pejabat Eksekutif Tertinggi) Adam Air, para pilot mempertanyakan kontrak mereka yang tak pernah dikembalikan. “Sampai saat ini saya tidak mendapat kontrak itu walaupun kontrak itu dibikin dan dibagikan ke yang bersangkutan,” kata pilot yang mengaku bergabung di Adam Air sejak 19 Februari silam.
Menanggapi pertanyaan itu, seorang CEO yang belum dipastikan namanya meminta mereka untuk segera mengambil salinan kontrak di HRD. “Anda datang ke sini mau tetap bergabung dengan Adam Air atau mau cari-cari kesalahan saya sebagai CEO?” katanya.
Selain masalah kontrak, para pilot juga mempertanyakan asuransi bagi penerbang dan slip gaji yang tak pernah diterima. Menanggapi masalah ini, CEO Adam Air menganggapnya sebagai suatu masalah yang kecil. Untuk itu para pilot diminta tak membesar-besarkan masalah. Sebab saat ini pihak Adam Air mengaku mendapat banyak tekanan eksternal. “Avtur naik, dolar hampir 10 ribu [rupiah]. Tiket gak bisa naik harganya,” ungkap seorang CEO.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)
Gambar:
Pesawat Adam Air Boeing 737-400 PK-KKW KI 574 yang naas