GAZA (Arrahmah.id) — Tradisi membangunkan orang sahur di Indonesia ternyata memiliki kemiripan dengan apa yang biasa dilakukan oleh rang Palestina di Jalur Gaza. Besar kemungkinan tradisi Mesaharati atau Musaharati ini ditularkan oleh para penyebar dakwah ketika datang ke Nusantara.
Dilansir Middle East Monitor (11/4/2023), Mesaharati sebenarnya berasal dari Mesir. Gaza yang dulu pernah dikuasai Mesir juga meneruskan Mesaharati setiap datangnya bulan suci Ramadhan.
Mesaharati sendiri merupakan sebutan untuk orang-orang yang berkeliling permukiman untuk membangunkan warga makan sahur.
Biasanya mereka mengenakan pakaian tradisional kemudian menyusuri perkampungan sambil menabuhkan drum kecil atau genderang.
Selain menabuhkan genderang, mereka melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, puji-pujian kepada Allah, doa-doa, maupun membaca ayat-ayat Al Quran dengan suara merdu.
Kedatangan Mesaharati membawa keceriaan. Orang-orang akan bangun dari tidurnya dan membuka jendela melihat aksi unik mereka.
Mesarahati biasanya beraksi mulai pukul 01.00 hingga 03.00 dini hari waktu setempat.
Mengutip dari artikel di laman resmi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir, tradisi Mesaharati sudah ada sejak Khalifah Dinasti Abbasiyah, Al-Muntashir Billah (861-862 Masehi).
Gubernur Mesir kala itu Atabah bin Ishaq dikenal sebagai musaharati pertama. Pada tahun 238 Hijriah, Atabah merasa terpanggil untuk berkeliling di Kota Kairo (Fustat lama) guna membangunkan penduduk di waktu sahur dengan berjalan kaki dari di Kota Militer dan berakhir di Masjid Amr bin Ash. (hanoum/arrahmah.id)