SURABAYA (Arrahmah.com) – “Bubarkan Densus 88 karena banyak melakukan ekstra judicial killing (pembunuhan tanpa melalui mekanisme pengadilan) dan bela korban terduga terorisme yang terdhalimi,” itulah kesimpulan Halaqah Islam dan Peradaban yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia DPD Jawa Timur itu disampaikan oleh Achmad Michdan dari Tim Pengacara Muslim (TPM).
Talk Show dengan tema “Demokrasi biang Terorisme, Khilafah Solusinya” di hall Mina Pondok Asrama Haji Surabaya (Ahad, 27 Jan 2013/09.00-12.00 wib) dihadiri kurang lebih 600 peserta dari berbagai kalangan dan tokoh se Jawa Timur. Antusiasme peserta talk show direpresentasikan banyaknya pertanyaan yang muncul, menanyakan kejanggalan-kejanggalan di setiap kejadian-kejadian terorisme. Baik di level dunia semisal kejanggalan tragedi WTC 9/11 yang digunakan sebagai legitimasi AS untuk menginvasi Irak dan Afghanistan.
“Termasuk di Indonesia yang jelas-jelas menunjukkan bahwa banyaknya peristiwa terorisme seperti ‘by design’ dan sarat intervensi kepentingan asing. GWOT (Global War On Terrorism) pada hakekatnya Global War On Islam,” kata Michdan.
Barat yang direpresentasikan oleh AS dan sekutu-kutunya menyeret Indonesia melalui Pemerintah RI dengan Densus 88 dan BNPT ke dalam WOT (War On Terrorism)yang hakikatnya “War On Islam” dan menjadikan rakyatnya sendiri (mayoritas muslim) sebagai sasaran proyek.
Forum sepakat untuk memberikan advokasi terhadap saudara muslim yang menjadi korban dugaan terorisme terutama keluarga korban di tengah upaya perjuangan penegakkan syariah khilafah sebagai pengganti dari Demokrasi yang telah melahirkan banyak tindakan state terorrism dan diperkuat oleh undang-undang produk legislatif yang berpihak pada asing. Selain Achmad Michdan dari TPM hadir juga Mohammad Ismail Yusanto selaku Jubir Hizbut Tahrir Indonesia dan Harun Musa Ketua HTI- DPD Jawa Timur. (Bilal/HAU/arrahmah.com)