DNIPRO (Arrahmah.id) – Korban tewas akibat serangan rudal Rusia di kota Dnipro, Ukraina, naik menjadi 40 dengan puluhan lainnya hilang, menurut pejabat kota.
Meningkatnya jumlah korban tewas menjadikannya insiden sipil paling mematikan dari kampanye tiga bulan Moskow yang melemparkan rudal ke kota-kota yang jauh dari garis depan, lansir Daily Sabah (17/1/2023).
Sementara itu, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengundurkan diri pada Senin (16/1) setelah pernyataan tentang perang dikritik sebagai tuli nada.
Dengan sekutu akan bertemu pada Jumat pangkalan udara AS di Jerman untuk membahas bantuan militer, Berlin berada di bawah tekanan kuat untuk mengizinkan ekspor tank tempur Leopard, yang diharapkan Ukraina akan menjadi tulang punggung kekuatan lapis baja baru.
Pejabat Ukraina mengakui sedikit harapan untuk menemukan orang lain yang masih hidup di reruntuhan serangan hari Sabtu di Dnipro, tetapi Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan penyelamatan di kota Ukraina tengah akan terus berlanjut “selama ada kesempatan sekecil apa pun untuk menyelamatkan nyawa.”
“Puluhan orang diselamatkan dari puing-puing, termasuk enam anak. Kami berjuang untuk setiap orang!” kata Zelenskiy dalam pidato semalam di televisi.
Moskow membantah sengaja menargetkan warga sipil dalam kampanye serangan udara sejak Oktober yang telah melumpuhkan listrik dan air di kota-kota Ukraina, dan mengatakan insiden di Dnipro disebabkan oleh pertahanan udara Ukraina. (haninmazaya/arrahmah.id)