GAZA (Arrahmah.id) — Tercatat, total ada 380 masjid di Jalur Gaza, Palestina yang menjadi sasaran serangan udara Israel sejak agresi pada 7 Oktober 2023 bergulir. Serangan Israel tersebut turut menyasar pada tempat ibadah lainnya seperti gereja.
Dilaporkan dari Juru Bicara Kantor Media Pemerintah Gaza (GMO), seperti dikutip dari Middle East Monitor (14/1/2024), 380 masjid tersebut terdiri dari 140 masjid yang hancur total dan 240 masjid lainnya mengalami kerusakan berat.
Juru Bicara GMO juga mengatakan, metode yang paling banyak dilancarkan pasukan Israel dalam menghancurkan masjid di Gaza yakni, meluncurkan rudal dan bom ke arah masjid. Beberapa di antaranya berbobot 2.000 pon (sekitar 907,2 kg) bahan peledak hingga menyebabkan kehancuran total masjid.
Tidak hanya masjid, agresi yang berjalan selama kurang lebih 3 bulan tersebut juga menargetkan 3 gereja di Gaza.
Menurut GMO, tentara Israel dengan sengaja menargetkan masjid, gereja, dan situs bersejarah di Gaza dalam upaya untuk menghapus kehadiran agama, budaya, dan warisan di wilayah tersebut serta menghapus bukti sejarah Palestina di Gaza.
Sementara itu, laporan lain dari Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania (Euro-Med Monitor) yang didukung oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB pada Senin (15/1) menyebutkan, serangan udara Israel menghancurkan 145 masjid. Sementara itu, 243 masjid di Gaza lainnya dilaporkan mengalami kerusakan.
Menurut Euro-Med Monitor, pengeboman pada tempat ibadah yang dilakukan Israel merupakan pelanggaran pada hukum kemanusiaan internasional dan hukum perang.
“Penargetan tempat ibadah oleh Israel merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hak kebebasan beragama dan berkeyakinan, yang dijamin oleh hukum hak asasi manusia internasional. Israel dilarang menyerang tempat ibadah sesuai dengan hak ini,” demikian pernyataannya.
Salah satu masjid tertua di Gaza yang menjadi target serangan Israel adalah Masjid Agung Omari. Masjid ini diserang bom Israel pada awal Desember hingga hanya menyisakan menara yang berusia 1.400 tahun.
Masjid ini pertama kali didirikan pada abad ketujuh di atas reruntuhan gereja era Bizantium yang dibangun di atas kuil Romawi kuno. Penghancuran bangunan bersejarah tersebut bersamaan dengan laporan kerusakan atau kehancuran lebih dari 200 masjid atau sekitar 20 persen dari seluruh masjid di Gaza.
Selain itu, ada masjid bersejarah lainnya yakni, Masjid Azfir Al-Dhamri yang turut dihancurkan Israel. Masjid tersebut dibangun pada masa Mamluk oleh Pangeran Mamluk Shihab al-Din Ahmed bin Azfir al-Dhamri pada abad ke-8 Hijriah. Masjid ini memiliki luas 600 meter persegi yang di dalamnya terdapat makam Shihab al-Dhamri. (hanoum/arrahmah.id)