Bangladesh (armnews) – Sedikitnya 600 orang dilaporkan tewas setelah angin topan hebat menghantam kawasan Bangladesh Selatan, menghancurkan perkampungan dan menumbangkan pepohonan.
Sebelum topan menghantam ratusan ribu orang sudah diungsikan ke tempat penampungan namun sejumlah penduduk tidak sempat mengungsi.
Hari Jumat, kekuatan angin topan sudah melemah saat melintasi ibukota Dhaka.
Diperkirakan puncak kekuatan topan sudah lewat dan kini perhatian dipusatkan pada upaya mengkaji kerusakan dan menyalurkan bantuan.
Komunikasi putus
Daerah yang paling buruk dihantam topan adalah di kawasan pantai Selatan Bangladesh.
Kementrian Dalam Negeri mengatakan beberapa kawasan masih belum bisa dihububungi karena jaringan komunikasi terputus sehingga tidak bisa dipastikan jumlah korban tewas.
Nahid Sultana, dari Kementrian Bantuan dan Pengelolaan Bencana, menegaskan jumlah korban yang tewas kemungkinan besar masih bertambah.
Badan penanganan bencana pada hari Jumat mengatakan jumlah korban dipastikan sedikitnya mencapai 606 orang.
Banyak yang diperkirakan tewas karena tertimpa pohon yang jatuh ke atas rumah. Kantor berita AFP melaporkan seorang pria tua tewas tenggelam karena perahunya terbalik dihantam topan.
Sebuah stasiun TV Bangladesh mengatakan lebih dari 100 perahu nelayan di Teluk Benggala tidak langsung merapat ke darat walau sudah ada peringatan akan datang badai.
Menurut para petugas bantuan Bulan Sabit Merah, sedikitnya 3 desa menjadi rata dengan tanah karena dihantam topan.
Sementara itu para penduduk Dhaka mengatakan kepada BBC bahwa bangunan dan atap bergetar karena angin kencang dan pagi harinya aliran listrik dan air terputus
“Sepanjang malam angin keras menyapu dan saya membayangkan jendela rumah kami terlepas,” kata K. Ashequl Haque yang tinggal di Dhaka.
Pencarian
Sebagian besar rumah di kawasan pedesaan Bangladesh terbuat dari jerami, kayu, dan seng sehingga mudah dirubuhkan oleh topan.
“Kami melancarkan pencarian dengan bantuan penduduk, tentara, dan polisi. Kemungkinan besar jumlah korban meningkat,” kata seorang pejabat di Barisal, salah satu kawasan yang diserang topan.
“Kami menjadi gelap gulita karena serangan topan,” kata pejabat di Mongla Selatan, salah satu yang juga terkena badai.
Topan menghantam Teluk Benggala menjelang petang dengan kekuatan sampai 240 km/jam dan hujan lebat.
Topan juga memicu gelombang setinggi 5 meter dan permukaan beberapa sungai yang bermuara ke Teluk Benggala meningkat pesat.
Malam harinya topan menghantam ibukota Dhaka dengan kekuatan yang sudah berkurang walau menyebabkan beberapa pohon tumbang dan listrik terputus.
Bandara ditutup, begitu juga beberapa pelabuhan ferry.
Topan juga diperkirakan akan menyerang India Timur dan Pantai Barat Birma.
Peringatan dini
Lebih dari 40.000 polisi, tentara, petugas pantai, dan petugas kesehatan dikerahkan di sepanjuang pantai.
Ratusan ribu penduduk sempat diungsikan sebelum badai datang.
Pihak berwenang menegaskan sudah megirimkan bantuan pangan, obat-obatan, tenda dan selimut ke kawasan yang terkena bencana.
Bangladesh Selatan sudah sering dihantam badai namun para ahli mengatakan topan terbaru ini tergolong kategori 4 yang sejauh ini merupakan yang terkuat.
Pemerintah Bangladesh sudah mengembangkan jaringan peringatan dini dan pemukiman tahan badai setelah serangan topan tahun 1970 yang menewaskan 500.000 jiwa lebih.
Para pejabat mengatakan dalam serangan topan kali ini, jumlah korban bisa berkurang drastis karena sistem peringatan dini dan adanya pemukiman sementara. (BBC)