INGGRIS (Arrahmah.com) – Membiarkan kontroversi yang terlalu lama dalam mengambil keputusan untuk menyerang Irak pada tahun 2003 dan menahan-nahan intervensi militer di Suriah [saat ini] bisa menciptakan mimpi buruk bagi negara-negara Barat di Timur Tengah, klaim mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, seperti dilansir PFM pada Jumat (30/8/2013).
Blair ingin menyertakan pasukan Inggris untuk bergabung dalam aksi militer pimpinan AS terhadap Suriah.
Blair yang saat ini menjadi utusan perdamaian Timur Tengah untuk AS, Rusia, Uni Eropa dan PBB, mengklaim bahwa sangat penting [bagi Barat] untuk bersikap seakan-akan menentang Rezim Assad selain turut mencampuri perselisihan regional lainnya. Dia menulis di The Times:
”Sebagai salah satu perancang kebijakan setelah adanya kontroversi 9/11, saya mengetahui penderitaan dan konsekuensi atas keputusan-keputusan yang diambil.“
”Saya mengerti mengapa, sekarang, bandul telah berayun begitu berat ke arah lain. Tapi tidaklah perlu membalik kebijakan itu untuk membuat sebuah perbedaan.“
Blair melanjutkan, “Dan pasukan itu, pasukan yang telah membuat intervensi [Barat] di Irak dan Afghanistan terasa begitu sulit, tentu merupakan sebuah kekuatan besar di pusat badai saat ini.”
”Mereka (mujahidin) harus dikalahkan. Kita harus mengalahkan mereka, seberapa lama pun waktu yang dibutuhkan. Karena kalau tidak, mereka tidak akan lenyap.“
“Mereka akan tumbuh lebih kuat sampai, suatu saat, akan ada kekuatan baru lainnya di mana pada saat itu, tidak akan ada jalan keluar [bagi kita],” ungkapnya. (banan/arrahmah.com)