BERLIN (Arrahmah.com) – Intoleransi datang seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu lokasi dapat memainkan peran juga, menurut sebuah studi baru. Sebagian besar anak-anak Jerman mengatakan mereka berteman dengan anak-anak dari negara lain.
Sebuah survei tahunan terhadap 10.000 anak sekolah Jerman antara usia sembilan dan 14 tahun, menemukan bahwa tiga perempat dari mereka yang ditanyai sangat mendukung pengambilan imigran dan pengungsi dari negara-negara yang berjuang dengan kemiskinan atau kekerasan, menurut LBS Kinderbarometer (barometer anak-anak) jajak pendapat yang diterbitkan Kamis.
Studi ini menemukan bahwa meskipun mayoritas anak-anak jelas mendukung imigrasi, 10 persen sangat menentangnya.
Umur dan tempat tinggal mempengaruhi toleransi
Studi menunjukkan bahwa ketika anak-anak bertambah tua mereka menjadi kurang toleran dan juga tempat tinggal itu jelas merupakan faktor dalam sikap. Anak-anak dari negara bagian yang berpenduduk di North Rhine-Westphalia dan negara-negara kota Bremen, Hamburg dan Berlin jauh lebih terbuka terhadap imigrasi daripada anak-anak dari negara bagian Jerman Timur, Brandenburg, Sachsen, Sachsen-Anhalt dan Thuringia.
Hampir dua pertiga (61 persen) dari anak-anak yang disurvei juga mengatakan mereka berteman dengan anak-anak dari negara lain. Laporan tersebut mencatat bahwa ini terutama kasus ketika datang ke anak-anak yang memiliki latar belakang imigran sendiri.
“Berurusan dengan orang-orang dari negara lain telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar anak-anak sekolah,” kata Christian Schröder, juru bicara LBS, federasi perbankan Jerman yang melakukan komisi penelitian.
Jerman merupakan salah satu negara yang menyatakan siap untuk menampung para imigran. Pada tahun 2015 silam, Jerman telah memperkirakan akan menampung 800.0000 pengungsi, utamanya yang berasal dari Suriah.
(fath/arrahmah.com)