AFRIN (Arrahmah.id) — Peningkatan ketegangan di wilayah Suriah utara meningkat antara Brigade Soqour Al-Sham, yang dipimpin oleh Hassan Khayriyah, melawan pasukan Turki. Kejadian ini terjadi usai perintah Turki agar kelompok perlawanan Suriah tersebut membubarkan diri dan menyerahkan semua posnya kepada Turki.
Dilansir SOHR (16/9/2024), keputusan ini merupakan hukuman bagi faksi tersebut karena menyatakan penolakan rekonsiliasi dengan pasukan rezim Suriah dan pembukaan perbatasan Abu Al-Zindayn yang menghubungkan daerah-daerah yang dikuasai oleh faksi-faksi “Tentara Nasional” dan daerah-daerah yang dikuasai rezim.
Permintaan Turki itu ditolak oleh pemimpin dewan militer di Idlib bahkan mereka menyerukan mobilisasi semua pasukan untuk menentang keputusan itu.
Dewan itu memberikan solusi agar pejabat korup di faksi tersebut dihukum tapi tanpa harus membubarkannya.
Demikian pula, dewan suku Bani Khalid di Suriah utara dan dewan tertinggi suku Al-Na’im menyatakan penolakan mereka terhadap pembubaran Brigade Soqour Al-Sham. Mereka menyerukan semua faksi dan anggota suku untuk bersatu dan mendukung faksi tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, dewan revolusioner umum di provinsi Idlib menggelar protes terhadap keputusan tidak adil terhadap Brigade Soqour Al-Sham.
Menyikapi keputusan itu, konvoi besar Brigade Soqour Al-Sham berangkat dari Afrin menuju Nabi Huri, Sheikh Rous, dan Abodan di pedesaan Aleppo untuk meningkatkan kesiapan tempur.
Hal ini membuat ketegangan pun semakin meningkat di Afrin dan Idlib antara pihak yang menolak keputusan tersebut dan otoritas Turki. (hanoum/arrahmah/id)