RIYADH (Arrahmah.id) — Pengadilan Pidana Khusus Saudi telah meningkatkan hukuman penjara Syekh Dr. Nasser al-Omar dari 10 menjadi 30 tahun, dengan penundaan eksekusi selama 4 tahun. Hukuman ditambah karena Nasser menolak proyek Islam moderat yang digulirkan kerajaan Arab Saudi.
Dilansir MSF Online (12/9/2022), berdasarkan data dari “Prisoners of Conscience”, Pengadilan Saudi memutuskan untuk meningkatkan hukuman Nasser Al-Omar bersamaan dengan peningkatan hukuman ulama lain, Essam Al-Owaid, menjadi 27 tahun.
Belum ada komentar apapun dari pihak Saudi terkait peninjauan ulang pengadilan Saudi terhadap putusan itu dan penggandaannya hingga puluhan tahun.
Nasser sendiri ditangkap pada Agustus 2018 karena tweetnya berbicara tentang penolakan transformasi sosial yang memoderatisasi Islam yang dilakukan pemerintah Arab Saudi.
Penolakannya terhadap mengucapkan selamat hari raya pada orang kafir dan laranganya bagi umat Islam untuk pergi ke negeri Barat untuk pariwisata menjadi hal yang paling diingat di era keemasannya.
Sebelum dikenal sebagai salah satu ulama paling terkemuka, Nasser yang lahir tahun 1952 dan dibesarkan di desa Al-Moraidasiih di wilayah Saudi Qassim ini dikenal sebagai seorang khatib dan akademisi, mantan profesor di Fakultas Fundamental Agama di universitas Imam Muhammad Ibn Saud.
Pada tahun 2005, Nasser sempat menentang penulisan ulang buku teks agama yang dicanangkan pihak kerajaan Arab Saudi karena menghilangkan bahasa dan ajaran yang dianggap bermusuhan oleh Amerika Serikat (AS)
Dalam sebuah wawancara dengan PBS Frontline, Nasser menentang keras kedatangan pasukan AS di Arab Saudi pada tahun 1990 adan menolak kehadiran pangkalan militer AS di tanah suci umat Islam.
Namun semenjak diangkatnya Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) sebagai Putra Mahkota Arab Saudi, ulama-ulama yang berpegang teguh pada Islam mendapatkan tindakan yang keras
Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian, dikutip dari Gulf News (11/9), MBS mengatakan, “Kita hanya kembali pada apa yang kita ikuti – (yaitu) Islam moderat (yang) terbuka terhadap dunia dan semua agama. 70% orang Saudi lebih muda dari 30 tahun, sejujurnya kita tidak akan menyia-nyiakan 30 tahun kehidupan kita untuk melawan pemikiran radikal, kita akan menghancurkan mereka sekarang dan segera.”
Pada September 2017, aparat Saudi dilaporkan telah menangkap lebih dari 20 imam dan kaum intelektual dalam suatu langkah keras untuk membasmi pembangkangan. (hanoum/arrahmah.id)