(Arrahmah.com) – Kalau tidak mengandung samudera hikmah dan lautan pahala, tentu Rasulullah saw tidak akan menganjurkan untuk selalu bersedekah kepada para sahabat, bahkan termasuk kepada sahabat yang paling miskin, seperti Abu Dzar al-Ghifari, Bilal, dan Abu Dhamdham.
Saking ‘penasaran’, Abu Dzar pernah bertanya, “Wahai Nabi Allah, engkau selalu memerintahkan kepada kami untuk bersedekah, apa hakikat sedekah itu?” Rasulullah menjawab dengan satu kalimat yang diulanginya tiga kali berturut-turut, “Sedekah itu sesuatu yang ajaib!”
Rasulullah saw bersabda, “Jika aku perintahkan kalian akan sesuatu, maka lakukanlah sebagian dari sesuatu itu semampu kalian. Akan tetapi, jika aku melarang kalian dari sesuatu, maka tinggalkanlah sesuatu itu seluruhnya (secara total).
Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, kosongkanlah gudangmu untuk memenuhi apa yang ada di sisi-Ku. Engkau akan selamat dari kebakaran, kebanjiran, pencurian dan kejahatan. Itu semua lebih engkau butuhkan.” (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya sedekah dapat menolak tujuh puluh pintu bencana.” Karena itu Nabi saw menganjurkan agar bersedekah setiap hari, pada awal pagi dengan apa saja. Karena bencana atau bala tidak akan menembus benteng sedekah seorang mukmin.
Ujar Ibnu Al Qayyim, ”Allah menolak beragam bencana dengan sedekah”.
Ketentuan ini telah populer, baik bagi para ulama maupun orang awam. Oleh karena itu, banyak penduduk bumi yang mengandalkan sedekah, karena mereka telah mencobanya.
Ibnu Abi Aljaâ menandaskan, ”Sesungguhnya sedekah menolak tujuh puluh pintu keburukan.”
Dalam bagian lain Ibnu Al Qayyim bertutur, ”Sedekah memiliki dampak yang luar biasa untuk menolak berbagai macam bala meskipun sedekah itu dikeluarkan oleh orang yang fasik, zalim atau kafir. Dengan mengeluarkan sedekah, Allah akan menolak berbagai macam bala yang akan menimpa orang itu.”
Dikisahkan Jibril memberi tahu Nabi Isa as perihal kematian tukang cuci. Ketika Isa as pergi ke tempat tukang cuci itu, ia sedang mencuci. Nabi Isa terkejut karena ternyata tukang cuci itu masih hidup.
Jibril turun memberi tahu Isa, “Karena dia bersedekah dengan tiga potong roti, Allah pun menghindarkannya dari bencana kematian. Sebenarnya di dalam tumpukan pakaian yang dia bawa, ada seekor ular hitam yang akan menggigitnya. Namun Allah menyelamatkannya dari bencana itu karena sedekahnya.”
Satu hari malaikat maut menemui Nabi Ibrahim as dan bertanya, ”Siapa anak muda yang tadi bertamu ke rumahmu?” ”Ia sahabat sekaligus muridku,” jawab Nabi Ibrahim. ”Apa maksud kedatangannya menemuimu!” ”Dia mengutarakan niatnya akan menikah esok pagi,” kilah Ibrahim. “Sayang sekali ya, usia anak muda itu tidak akan sampai esok pagi,” ujar malaikat maut.
Setelah itu ia segera meninggalkan Nabi Ibrahim. Ternyata esok harinya Nabi Ibrahim masih melihat dan menyaksikan walimah pernikahan anak muda itu. Bahkan usia anak muda itu sampai 70 tahun.
Ketika perihal tersebut ditanyakan Ibrahim kepada malaikat maut, ia menjawab, “Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.”
Dua orang akhwat (perempuan) dari salah satu ponpes di Bandung mengaku baru kembali dari kampung halamannya di Jawa Tengah. Keduanya bercerita, tentang kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan bus antar kota, beberapa hari sebelumnya.
Di tengah perjalanan, bus yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Bahkan para penumpang yang duduk didekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua akhwat itulah yang selamat dengan tidak terluka sedikit pun.
Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya waktu itu. Mereka ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafazkan zikir (kisah ini bersumber dari buku ‘Dahsyatnya Sedekah’ oleh Aa Gym).
Dalam kaitan ini, terbukti lagi kebenaran sabda Rasulullah saw, ”Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bencana atau bala tidak pernah mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana.”
Diceritakan pada zaman Nabi Sulaiman as, ada sepasang merpati mengadu bahwa telurnya selalu diganggu oleh seseorang yang jahil.
Nabi Sulaiman memerintahkan kepada iblis menjaga keselamatan telur merpati itu dan mematahkan pria yang akan mengganggunya.
Suatu hari si merpati kembali datang mengadu kepada Sulaiman. Nabi Sulaiman meminta pertanggungan jawaban si iblis yang ditugasi.
Si iblis berkata, ”Kami tidak dapat menekuk batang leher si pengganggu itu, karena ia dikawal oleh dua malaikat. Pria yang jahil itu, sebelum keluar rumah, di pagi harinya ia telah bersedekah sekeping roti kering kepada si pengemis.”
Maka dianjurkan ketika terjadinya bencana untuk mengasihi kaum duafa dengan bersedekah kepada mereka. Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw, “Saling mengasihilah di antara kalian, niscaya kalian akan dikasihi. Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh ar-Rahman (Allah). Saling mengasihilah di antara kalian orang-orang di muka bumi ini, niscaya kalian akan dikasihi oleh yang ada di atas langit.”
Telah diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz, bahwa beliau dahulu pernah menulis perintah kepada para pembantunya ketika terjadinya gempa bumi agar mereka bersedekah. Wallahu’alam.
Sumber: daaruttauhiid.org
(ameera/arrahmah.com)