JAKARTA (Arrahmah.com) – Demi menolak Ahok, Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) dan Majelis Ormas Islam (MOI), melaksanakan Mudzakarah Ulama dan Tokoh Nasional di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Ketua Dewan Syura MPJ Prof.Dr.KH.Didin Hafidhuddin, MSI. membuka acara dengan menekankan kepada pentingnya mempersatukan suara umat. Kemudian Prof. Dr. M. Amin Rais memberikan sambutan untuk menyadarkan peserta mudzakarah bahawa yang dihadapi oleh umat Islam saat ini adalah konspirasi politik uang dengan skala yang mencengangkan, yang mampup menundukkan berbagai kepentingan demi konspirasi buruk mereka. Namun tetap masih dapat dikalahkan dengan ikhtiar bersama dan memohon pertolongan Allah Ta’ala.
Senada dengan Kyai Didin Hafidhuddin, Pimpinan Perguruan Asy Syafi’iyah KH Abdur Rasyid Abdullah Syafe’I juga mengingatkan pentingnya menaruh perhatian terhadap urusan ummat Islam. Beliau juga mengutip hadits tentang Orang yang tidak menaruh perhatian terhadap urusan ummat Islam yang banyak maka bukan dari golongan kami. Kyai Abdul Rasyid juga mengharapkan agar pengeras suara dapat mengingatkan umat Islam jangan salah pilih pemimpin yang kafir, pilihlah pemimpin yang Islam.
Sementara Ketua MOI KH. Sadeli Karim mengatakan bahwa apa yang digembar-gemborkan oleh media pendukung incumbent bukan berarti tidak dapat dikalahkan. “Kekuatan pemilih Muslim adalah mujahadah, tawadhu, dan sabar. Masing masing harus rendah hati mendahulukan calon yang lebih baik,” ujar Kyai Sadeli.
Sebelum dilanjutkan dengan diskusi peserta mudzakarah, pengamat politik Eep Saefullah Fatah mengungkapkan data bahwa tidak betul Ahok sulit dikalahkan. Ada tiga kriteria untuk dapat mengalahkan incumbent, yaitu : 1. Muslim, dikehendaki oleh 70% 2. Pemimpin daerah yang terbukti kinerjanya, seperti Risma, Ridwan Kamil, dan Suyoto (sedangkan birokrat tidak termasuk dalam kriteria ini) 3. Tegas dan berwibawa.
(azmuttaqin/arrahmah.com)