SRINAGAR (Arrahmah.com) – Syed Ali Shah Geelani, seorang pemimpin perlawanan terkemuka Kashmir, telah meninggal pada usia 92 tahun setelah sakit yang berkepanjangan.
Geelani, yang mundur dari politik pada Juni tahun lalu, meninggal di kediamannya di kota utama Srinagar, ungkap Al Jazeera, Rabu (1/9/2021).
Dia memimpin faksi Konferensi Semua Pihak Hurriyat (APHC), aliansi perlawanan yang menolak pemerintahan India dan menuntut penggabungan Kashmir dengan Pakistan. Dia telah lama menolak dialog apa pun dengan India mengenai masa depan kawasan itu.
Setelah pencabutan Pasal 370 pada 5 Agustus 2019, yang memberikan status khusus kepada Kashmir, Geelani dikurung di rumahnya karena kesehatannya yang lemah.
Keluarganya mengatakan politisi tua itu telah sakit selama bertahun-tahun dan telah menjadi tahanan rumah selama 12 tahun terakhir setelah memimpin beberapa protes anti-India.
Beberapa jam setelah kematiannya diumumkan, kontingen besar polisi dan pasukan paramiliter dengan perlengkapan anti-huru hara dikerahkan di luar rumah Geelani. Pembatasan diberlakukan di seluruh wilayah dan layanan internet seluler mati.
Seorang pejabat polisi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa hanya anggota keluarga dan “beberapa tetangga yang diizinkan untuk mengambil bagian dalam pemakaman”.
Kashmir dibagi antara India dan Pakistan dan diklaim oleh keduanya secara keseluruhan. Banyak Muslim Kashmir mendukung tujuan menyatukan wilayah itu, baik di bawah pemerintahan Pakistan atau sebagai negara merdeka.
Para pejabat India menggambarkan pemberontakan Kashmir sebagai “terorisme” yang disponsori Pakistan. Pakistan membantah tuduhan itu, dan sebagian besar warga Kashmir menganggapnya sebagai perjuangan kebebasan yang sah.
Puluhan ribu warga sipil, militan, dan pasukan pemerintah telah tewas dalam konflik tersebut sejak pemberontakan bersenjata melawan pemerintahan India meletus pada 1989.
Mantan kepala menteri Kashmir, Mehbooba Mufti, menyampaikan belasungkawa atas kematian pemimpin itu.
“Sedih dengan berita meninggalnya Geelani. Kami mungkin tidak menyepakati banyak hal, tetapi saya menghormatinya karena ketabahan dan keyakinannya,” cuit Mufti.
Novelis dan jurnalis Kashmir Mirza Waheed mengatakan Geelani akan tetap menjadi “ikon abadi perlawanan terhadap tirani”.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga memberikan penghormatan kepada Geelani dan mengatakan negara itu akan mengadakan hari berkabung.
“Sangat sedih mengetahui meninggalnya pejuang kemerdekaan Kashmir Syed Ali Geelani yang berjuang sepanjang hidupnya untuk rakyatnya & hak mereka untuk menentukan nasib sendiri. Dia menderita penahanan & penyiksaan oleh India tetapi tetap teguh,” tulis Khan di Twitter.
“Kami di Pakistan salut dengan perjuangannya yang berani & ingat kata-katanya: ‘Hum Pakistani hain aur Pakistan Humara hai’ [‘Kami adalah Pakistan dan Pakistan adalah milik kami’]. Bendera Pakistan akan dikibarkan setengah tiang dan kami akan merayakan hari berkabung resmi.”
Geelani dianugerahi kehormatan sipil tertinggi Pakistan pada tahun 2020, Nishan-e-Pakistan, sebuah penghargaan yang diberikan kepada orang-orang seperti Nelson Mandela, Richard Nixon, dan Fidel Castro. (hanoum/arrahmah.com)