WASHINGTON (Arrahma.com) – Sebuah langkah lain dalam memerangi Muslim di Amerika Serikat, sebuah toko senjata di Florida telah menawarkan diskon dengan kode promosi “Muslim,” dan mengatakan bahwa Amerika perlu senjata untuk “memerangi Islam.”
Andrew Hallinan, sang pemilik toko senjata itu, menawarkan kepada pelanggan $ 25 bagi yang membeli sejata untuk menandai ulang tahun 11 September, 2001, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba Selasa (15/9/2015).
“Dalam rangka untuk memerangi Islam, saya harus menempatkan senjata di tangan mereka,” katanya.
Dia mengumumkan di Twitter bahwa tokonya akan memberikan diskon untuk pembelian senjata, serta cuci mobil gratis dan minuman, untuk setiap pelanggan yang memasukkan kode tersebut secara online.
Namun, kritikus menyebutnya sebagai tindakan kebencian yang mencoba untuk mengambil keuntungan dari tragedi 9/11.
Pada bulan Juli, Hallinan menyatakan bahwa toko senjatanya adalah “zona bebas Muslim.” Ia juga menawarkan kelas gratis tentang bagaimana membawa senjata itu serta kunjungan ke lapangan tembak. Dia juga mendorong semua non-Muslim di komunitas itu untuk “mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan senjata, mendapatkan pelatihan dan membawa senjata itu setiap hari.”
“Satu-satunya cara agar kalian bisa meredakan kekerasan itu adalah dengan melatih dan mempersenjatai orang-orang untuk melawan orang jahat,” kata Hallinan. “Arena menembak saya terbuka untuk umum.”
Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) mengajukan gugatan terhadap Hallinan, dengan alasan bahwa ia melakukan diskriminasi terhadap kebebasan beragama ummat Islam.
“Muslim Amerika memiliki hak untuk mencari dan membeli senjata, mengikuti kelas mengenai keamanan senjata api itu dan bagaimana menembakkanya tanpa harus diprofilkan dan didiskriminasi. Diskriminasi tersebut tidak hanya ilegal, tapi itu adalah buruk bagi negara kita dan membuat kita kurang aman dan kurang bebas, “tulis Kepala Direktur Eksekutif CAIR Florida, Hassan Shibly, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba.
Sekitar 4,5 juta senjata api dijual setiap tahun di negara itu dengan biaya 2 sampai 3 miliar dolar.
(ameera/arrahmah.com)