HOMS (Arrahmah.com) – “Saya kesulitan mendapatkan sepotong roti, namun saya tidak punya pilihan. Roti bersubsidi pemerintah sulit didapat karena harus antre panjang sekali. Selain itu, kualitas roti sangat buruk. Di sisi lain, roti yang diproduksi oleh toko roti swasta tidak tersedia karena lisensinya tidak diperpanjang,” ungkap Khadija Mahmoud, penduduk desa al-Farhaniya di pedesaan utara Homs.
Orang-orang di utara utara Homs, seperti Rastan, Talbiseh, dan Houla, juga kekurangan akses mendapatkan roti.
Nouri al Najjar, seorang penduduk desa al-Farhaniya, mengaitkan krisis roti dengan penolakan Suriah untuk memberikan izin kepada toko roti untuk berjualan. Alasannya karena took-toko roti itu dulu bekerja sama dengan organisasi bantuan ketika dalam penguasaan pihak oposisi.
“Pemerintah adalah penyebab utama krisis,” ujar al Najjar sebagaimana dikutip dari Enab Baladi pada Kamis (1/10/2020).
Saat ini, semua provinsi Suriah mengalami kekurangan roti dan warga harus mengantre panjang untuk mendapatkan roti.
Izin agar toko-toko dapat beroperasi tetap tidak diberikan sekalipun pemilik toko roti menyuap dengan uang yang banyak.
Muhammad Nour (nama samaran untuk alasan keamanan), pemilik toko roti pribadi di Talbiseh, mengatakan kepada Enab Baladi, “Setelah perjanjian rekonsiliasi ditandatangani pada Mei 2018, saya mulai memperbarui lisensi untuk toko roti yang saya miliki, tetapi Kantor Keamanan Nasional menolak memberi saya izin. ”
Ditambahkan Muhammad Nour, ia mengaku pernah menawarkan suap sebesar 25 juta Pound Suriah (red, sekitar 11.160 USD) kepada salah satu kepala cabang keamanan di Homs, tetapi tetap tidak mendapat izin dari Kantor Keamanan Nasional di Damaskus.
Dia menjelaskan bahwa lebih dari 15 toko roti di pedesaan utara Homs menderita masalah ini. Semua ini akibat kerja sama sebelumnya dengan pihak oposisi. Bahkan salah satu divisi Bulan Sabit Merah dicegah beroperasi karena alasan yang sama.
Sejak rezim Suriah mengambil kembali kendali atas pedesaan Homs, krisis roti telah menjadi pembicaraan terus-menerus di masyarakat.
Ironisnya, pasukan rezim Suriah juga dengan sengaja menghancurkan infrastruktur fisik dan layanan publik, terutama toko roti.
Toko-toko roti kerap menjadi sasaran bom pasukan rezim bahkan tak sedikit dijarah dan dirampok berkali-kali. (Hanoum/Arrahmah.com)