MABA (Arrahmah.com) – Lokasi pengamatan korona para peneliti Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) dan The National Aeronautcs ands Space Adminstration (NASA) di dermaga Maba ‘tergusur’ oleh Festival Gerhana Matahari Total (GMT) 2016.
“Aktivitas kami hari ini mempersiapkan titik pengamatan gerhana. Sebelumnya memang kami rencanakan di salah satu dermaga Maba yang sudah tidak terpakai lagi, tapi tenryati informasi terakhir mau dipakai masyarakat untuk menggelar festival gerhana,” kata peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Emanual Sungging saat ditemui di Alun-alun kota Maba, Maluku Utara, Senin.
Sebagaimana dilansir CNN (8/3/2016), akhirnya ia mengatakan diputiskan pengamatan GMT oleh LAPAN dan NASA dipindah ke Alun-alun Jiko Mobon.
“Ya sudah tidak apa-apa kalau masyarakat memang mau menggunakan lokasi itu. Sebelumnya memang kami tidak dapat informasi bahwa akan ada festival gerhana di lokasi itu,” ujar Sungging.
Menurut dia, kelebihan lokasi pengamatan baru tersebut berada di tengah kota sehingga tidak sulit membawa semua peralatan untuk pengamatan. Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah masyarakat yang berkerumun menyaksikan kegiatan pengamatan.
“Semoga saja tidak mengganggu (jalannya pengamatan). Nanti akan ada dari tim kami akan mencoba mengalihkan perhatian masyarakat untuk melihat gerhananya bukan aktivitas penelitiannya,” ujar dia.
Dari segi kebutuhan penelitian, menurut Sungging, lokasi yang baru yang berada alun-alun tersebut cukup baik karena matahari dapat teramati 45 derajat. “Itu sudah cukup tinggi”.
Menurut Sungging, totalitas GMT di Maba diperkirakan terjadi sekitar pukul 09.50 WIT, dan lamanya mencapai tiga menit dan 17 detik. (fath/arrahmah.com)