JAKARTA (Arrahmah.com) – Pasar batu akik nampaknya mulai memasiki titik jenuh. Ini tampak di pusat penjualan batu akik Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur yang mulai sepi. Seorang pedagang menyebut demam batu akik yang dulu terjadi, saat ini mulai meredup dan membuat omset penjualan mereka turun drastis hingga mencapai 90 persen.
Ridwan, 47, pedagang batu akik di Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur. mengatakan dagangannya tak lagi laku seperti yang terjadi beberapa bulan lalu.
“Dulu sehari bisa dapat Rp50 juta, sekarang dapat Rp5 juta saja sudah bersyukur,” katanya, Selasa (8/9/2015), lansir Poskotanews.
Menurut Ridwan, turunnya penjualan batu akik sudah terjadi pasca Lebara. Namun setelah itu, pengunjung pusat batu akik terbesar di DKI Jakarta ini terus berkurang.
“Setiap hari semakin sepi, yang datang pun bisa dihitung. Beda dengan beberapa waktu lalu yang untuk jalan saja susah karena banyaknya pengunjung,” ungkapnya.
Ridwan menyebut turunnya omset penjulan tidak terjadi secara berangsur-angsur. Namun, omset penjualan langsung turun drastis dan membuat para pedagang kebingungan.
“Ini batu yang baru dibeli beberapa bulan lalu saja masih ada. Biasanya paling lama hanya dua minggu stok barang saya habis,” tuturnya.
Harga rendah
Terkait, Ketua Umum Koperasi Pasar Rawa Bening, H. Darto Caswan menilai, terjadinya penurunan penjualan karena selama ini batu yang masuk ke Jakarta sudah tak terhitung. Bahkan, beberapa warga negara asing juga ikut menawarkan batu. “Karena mereka (WNA) juga hukum pasar tidak berjalan. Karena batu menumpuk dan harga pun menjadi tak terkendali,” ujarnya.
Dikatakan Caswan, sepinya penunjung yang datang, membuat kawasan pasar Rawa Bening, kembali seperti sedia kala. Dimana mereka yang datang hanya merupakan para pencinta batu akik yang benar-benar cinta akan seni dan keindahan dari batu tersebut. “Batu itu tidak pernah ada habisnya, hal inilah yang masih menjadi kebutuhan para pecinta batu,” ungkapnya.
Casman juga menilai, keluhan para pedagang tersebut banyak terdengar dari pedagang musiman. Pasalnya, ditengah demamnya batu akik kemarin, banyak penjual baru yang ikut bersaing untuk mencari keuntungan. “Kalau yang memang penjual batu asli ini sudah diperhitungan dan tidak menjadi persoalan,” tuturnya. (azm/arrahmah.com)