Kepala kepolisian Basrah Iraq menyatakan, tingkat kejahatan di kota Basrah menurun setelah penarikan mundur pasukan militer Inggris dari kota ini.
Menurut laporan Al-Alam, Kepala Kepolisian Mayjend Abdul-Jalil Khalaf dalam konfrensi persnya mengungkapkan, pasukan polisi Basrah sebelum ditariknya mundur tentara Inggris dari kota ini, selalu berjaga-jaga di berbagai jalanan kota Basrah dan mengendalikan situasi keamanan di kota ini.
Kian bertambahnya korban tewas di pihak militer Inggris dan tekanan publik Inggris terhadap pemerintahannya serta meningkatnya gelombang protes warga Basrah memaksa London menarik pasukannya dari kota ini dan menempatkannya sementara di sebuah pangkalan udara, sekitar 11 km dari kota Basrah, selatan Iraq.
Coreng Muka Inggris
Sementara itu, Wakil Menlu Inggris menilai bahwa keterlibatan negaranya bersama AS untuk menyerang Iraq dan Afghanistan menyebabkan tercorengnya wajah Inggris di mata dunia.
Menurut laporan IRNA, Wakil Menlu Inggris Lord Marck Malloch Brown dalam sidang debat parlemen Inggris mengenai isu Timur Tengah menegaskan, keikutsertaan Inggris mendampingi AS dalam perang Iraq dan Afghanistan telah merusak citra internasional Inggris. Brown yang juga mantan wakil sekjen PBB ini, kemarin di bagian lain pembicaraannya dalam sidang debat parlemen Inggris, mendesak pemerintahan London untuk segera membuka pintu dialog dengan gerakan Hamas dan Hezbollah Libanon.
Wakil Menlu Inggris ini berpesan, agar London mengkaji ulang politik luar negerinya dan mengakui keberadaan Hamas sebagai bagian dari proses perundingan damai di Timur Tengah.
Sumber: Hidayatullah