BAY AREA (Arrahmah.id) — Dr. Mohammad Subeh, seorang dokter ruang gawat darurat dari wilayah Bay Area, Amerika Serikat (AS), memberangkatkan dirinya pergi ke Gaza, Palestina untuk menjadi relawan membantu warga sipil yang terluka di Gaza.
“Jika bukan saya yang akan melakukannya, siapa lagi yang akan melakukannya,” ungkap Subeh, dikutip dari CBS News (22/2/2024).
“Hati saya sangat sakit saat ini. Saya berharap pergi ke sana dan bisa membantu adalah cara untuk setidaknya meringankan sebagian dari rasa sakit itu,” harap Subeh.
Subeh melakukan aksi membahayakan jiwanya ini dipicu karena ratusan petugas kesehatan telah tewas dalam serangan militer Israel sejak dimulainya perang.
Subeh sendiri datang ke AS sebagai pengungsi Palestina ketika dia berusia 7 tahun. Sekarang, dia adalah seorang dokter ruang gawat darurat lulusan Stanford, yang ingin bergabung dengan organisasi non-pemerintah yang menawarkan bantuan medis.
“Saya lebih memikirkan perjalanan hidup saya dan apa yang akan dimintai kelak di hari pembalasan. Setidaknya saya dapat mengatakan saya sudah memberikannya 100% (ket: keahliannya),” kata Subeh.
Ahmad Subeh (13), anak sang dokter, merasa takut kehilangan ayahnya namun dia merasa bangga bahwa ayahnya pergi ke tempat konflik untuk membantu orang lain.
“Saya merasa takut karena dia mungkin akan terluka atau tidak bisa kembali, namun saya merasa bangga karena dia memutuskan pergi ke tempat kejadian itu dan membantu orang-orang,” kata Ahmad Subeh.
Ibunya, Naiema, menerima pilihan Subeh sebab hal itu yang diajarkan subeh pada Ahmad dan adiknya Majed yang berusia 7 tahun.
“Sebagai sebuah keluarga, nilai ini sangat penting bagi kami, gagasan bahwa kami tidak hidup di dunia ini hanya untuk diri kami sendiri dan keluarga kami sendiri. Kami adalah bagian dari kemanusiaan,” kata istrinya, Naiema Din.
“Tragedi yang kita saksikan di depan mata kita sendiri, mereka tidak mendapat banyak bantuan dari seluruh dunia. Mereka membutuhkan semua bantuan yang pantas mereka dapatkan. Dia bersedia menawarkan bantuan itu. Itu membuat saya bangga padanya,” kata mertuanya Ala Din.
“Kami melihat bayi-bayi dikeluarkan dari puing-puing, tubuh-tubuh dicabik-cabik. Hati yang terluka adalah hati yang masih hidup dan saya berharap semua orang sadar dan sadar akan kekejaman yang terjadi,” kata Subeh.
Subeh berterima kasih kepada mereka yang mendoakannya. Dia berharap orang lain akan bertanya pada diri mereka sendiri.
“Berikan waktu sejenak untuk merenungkan apa tujuan hidup Anda hari ini, dan jangan terjebak dalam kemegahan dan gemerlap hidup ini,” kata Subeh.
“Dalam keyakinan kami, kami percaya bahwa jika seseorang menyelamatkan satu nyawa, maka dia telah menyelamatkan seluruh umat manusia,” kata Subeh.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan kurang dari separuh rumah sakit di Gaza masih berfungsi sementara kewalahan menangani warga sipil yang terluka.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas telah melampaui 28.000 orang, dan lebih dari 67.600 warga Palestina terluka. (hanoum/arrahmah.id)