KAIRO (Arrahmah.id) — Gubernur bank sentral Mesir Hassan Abdalla mengatakan akan mengembangkan indikator mata uang baru untuk melepaskan patokan dolar AS terhadap pound Mesir.
Menurutnya, indikator baru tersebut nantinya akan didasarkan pada beberapa mata uang dan juga emas.
Ia juga mengatakan bank sentral sedang berupaya memperkenalkan lindung nilai mata uang. Hassan mengklaim saat ini, telah menyelesaikan kontrak berjangka seiring perubahan sistem perdagangan mata uangnya.
“Amerika bukan mitra dagang utama kami. Saya tidak tahu mengapa masyarakat selalu terpaku pada dolar AS,” papar Hassan seperti dikutip dari Reuters (24/10/2022).
“Bagian dari kesuksesan kami adalah mengubah budaya dan gagasan bahwa kami dipatok. Kami ingin dilihat dari setiap mata uang,” imbuh dia.
Posisi pound Mesir terhadap dolar AS berada di sekitar 15,70 pound dalam 18 bulan terakhir.
Pelemahan pound Mesir terparah adalah saat perang Rusia-Ukraina yang memicu miliaran dolar AS keluar dari negara gurun itu dalam hitungan pekan.
Hal ini pun mendorong bank sentral untuk mendevaluasi mata uang pada Maret lalu.
Pada bulan yang sama, Mesir telah menegosiasikan paket dukungan keuangan kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Kondisi ini mendesak Mesir untuk mengadopsi nilai tukar yang lebih fleksibel.
Di sisi lain, pound Mesir telah menguat terhadap euro Eropa, poundsterling Inggris, dan lira Turki sejak krisis Ukraina.
“Tetapi orang-orang tidak melihat semua itu,” kata Hassan.
Terlepas dari pergerakan mata uang, Hassan mengatakan misi utama bank sentral adalah mengendalikan inflasi yang sekarang mencapai 14 persen. (hanoum/arrahmah.id)