KABUL (Arrahmah.id) – Menyusul serangan rudal Iran ke “Israel”, kekhawatiran telah muncul atas kemungkinan “Israel” akan merespon dengan aksi militer terhadap Iran.
Serangan rudal oleh Iran pada Selasa (1/10/2024), yang menandai konfrontasi militer langsung kedua antara kedua belah pihak, telah meningkatkan kekhawatiran akan potensi penyebaran konflik di wilayah tersebut, lansir Tolo News (2/10).
Moeen Gul Samakni, seorang analis politik, mengomentari dampak dari serangan rudal Iran terhadap “Israel”: “Israel pasti akan membalas. Bagaimanapun, konsekuensi pertama adalah kehidupan menjadi sulit bagi para pengungsi Afghanistan di Iran, memaksa mereka untuk kembali ke Afghanistan. Warga Iran mungkin juga akan mengungsi ke Afghanistan karena mereka tidak akan bisa hidup dalam keadaan perang.”
Sayed Akbar Sial Wardak, seorang analis politik lainnya, menambahkan: “Setiap kali perang meletus di kawasan ini, dampaknya terhadap negara-negara tetangga, baik secara politik maupun di bidang lain, akan negatif. Perserikatan Bangsa-Bangsa harus mengambil langkah tegas untuk mencegah perang ini dan menyelesaikan ketegangan Timur Tengah melalui negosiasi.”
Iran meluncurkan serangan rudal ke “Israel” setelah kematian pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh, dan beberapa komandan senior militer Iran dalam serangan “Israel”. Bersamaan dengan kematian Nasrallah, beberapa anggota Hizbullah juga terbunuh dalam serangan “Israel” di selatan Beirut.
Ismail Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Masoud Pezeshkian, terbunuh dalam serangan “Israel” baru-baru ini di Teheran.
Sementara itu, Imarah Islam Afghanistan mengutuk serangan udara “Israel” ke Lebanon, Palestina, Suriah, dan Yaman, serta serangan darat ke Lebanon, dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan melanggar hukum internasional. Pemerintah Afghanistan mengecam keras tindakan-tindakan ini. (haninmazaya/arrahmah.id)