BEIRUT (Arrahmah.com) – Penggunaan drone bersenjata di Timur Tengah, yang sebagian besar didorong oleh penjualan dari negeri Tiongkok, telah tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir dengan meningkatnya jumlah negara dan pihak lain yang menggunakannya dalam konflik regional, sebuah laporan baru mengatakan Senin (17/12/2018).
Laporan Royal United Services Institute, atau RUSI, menemukan bahwa semakin banyak negara Timur Tengah telah memperoleh pesawat tak berawak, baik dengan mengimpor, seperti Yordania, Irak, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, atau dengan membuat dan mengembangkannya secara domestik seperti ‘Israel’, Iran, dan Turki.
Beijing telah memenangkan pasar penjualan di Timur Tengah dan tempat lain dengan menawarkan drone – dikenal sebagai UAV atau kendaraan udara tanpa awak – dengan harga lebih rendah dan tanpa syarat politik sebagaimana yang biasa dilekatkan oleh Amerika Serikat.
Laporan yang berjudul “Armed Drones in the Middle East: Proliferation and Norms in the Region,” mengatakan bahwa dengan memanfaatkan celah di pasar selama beberapa tahun terakhir, Beijing telah menyediakan drone bersenjata ke beberapa negara yang tidak berwenang untuk membeli produk serupa dari AS, dan dengan harga yang jauh lebih murah.
“Cina, eksportir drone, telah bermain dan kemungkinan akan terus memainkan peran kunci sebagai pemasok UAV bersenjata ke Timur Tengah,” ungkap laporan tersebut. (Althaf/arrahmah.com)