ANTALYA (Arrahmah.com) — Pelatih timnas Afghanistan Anoush Dastgir menolak mengibarkan bendera dan lagu kebangsaan Taliban saat melawan Timnas Indonesia di Gloria Sports Arena, Antalya, Turki, Selasa (16/11/2021).
Ini akan menjadi pertandingan internasional pertama timnas sepak bola Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan negara mereka.
Dastgir dengan lantang menegaskan anak asuhnya bermain untuk rakyat Afghanistan, bukan penguasa Taliban. Ia tidak akan menuruti perintah untuk menyanyikan lagu kebangsaan atau pun mengibarkan bendera Taliban.
“Saya pelatih tim nasional dari 39 juta warga Afghanistan, bukan pelatih nasional rezim Taliban. Kami akan mengibarkan bendera Afghanistan,” kata Dastgir dikutip NOS, Selasa (16/11).
Keputusan Dastgir akan berisiko terhadap keamanan dirinya karena menolak patuh terhadap pemerintahan Taliban. Namun, ia mengambil risiko tersebut demi nasionalisme terhadap Afghanistan.
“Mungkin kami tidak lagi diterima di Afghanistan, sementara itu hampir semua orang masih memiliki keluarga di sana. Itu sangat intens, tetapi kami beruntung dapat melarikan diri dan baik-baik saja,” kata Dastgir.
“Kami merasa bertanggung jawab atas orang-orang yang ada di sana yang sekarang mengalami kesulitan. Jika saya tidak lagi diizinkan menjadi pelatih nasional setelah ini, saya setidaknya bisa pergi dengan kepala tegak,” tuturnya.
Timnas Afghanistan di bawah kepemimpinan Dastgir sangat populer di Afghanistan karena untuk kali pertama dalam sejarah hampir lolos ke Kualifikasi Piala Asia.
Seperti kebanyakan warga Afghanistan yang menolak kehadiran Taliban, Dastgir juga melarikan diri ke luar negeri. Ia memilih bertolak ke Belanda dengan membawa jersey tim berjuluk Singa Khorasan dengan bagasi ekstra mencapai 200 kilogram. Itu dilakukan Dastgir agar timnas Afghanistan tidak bergantung kepada Taliban.
Laga melawan Indonesia akan menjadi pertandingan yang dinanti warga Afghanistan. Dastgir berhasil menghentikan rencana Asosiasi Sepak Bola Afghanistan yang hendak menjual hak siar kepada penawar tertinggi.
Hak siar tersebut akhirnya dijual ke saluran televisi yang membayar lebih murah agar bisa ditonton semua orang.
“Orang-orang Afghanistan mengalami masa yang sulit dan saya tidak bisa berbuat banyak untuk mereka dari jauh. Tapi, saya bisa memastikan mereka bisa menonton pertandingan itu. Mudah-mudahan mereka dapat menikmati timnas mereka selama 90 menit,” ujar Dastgir.
Bagi Afghanistan, laga uji coba internasional kontra Indonesia adalah perkara pembuktian nasionalisme. Sementara untuk Indonesia, duel ini akan dimanfaatkan untuk mempersiapkan tim ke Piala AFF sekaligus memperbaiki peringkat FIFA. (hanoum/arrahmah.com)