Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) merupakan sebuah tim yang bergerak untuk pelayanan kesehatan di wilayah konflik, bencana alam dan kerusuhan sosial, baik bersifat nasional maupun internasional.
Dalam lingkup internasional, tim relawan HASI juga mengadakan pengobatan bagi rakyat Suriah yang tertindas, merasakan kesulitan mereka di tenda-tenda pengungsian, memahami derita mereka dalam dinginnya malam tanpa selimut dan penghangat ruangan, dan sebagainya.
Salah seorang tim relawan ke-11 HASI untuk Suriah, Abu Abdillah, menyampaikan bagaimana aksi HASI menyalurkan bantuan hingga ke pelosok Suriah di Kensabba pada Sabtu (24/5/2014) lalu. Berikut pengalaman berharga yang ia sampaikan dalam sebuah tulisan singkat di situs HASI pada Rabu (28/5) tersebut.
Waktu menunjukkan pukul 21.30 saat kami meninggalkan Rumah Sakit Lapangan (RSL) Salma. Di Indonesia sudah cukup malam untuk melakukan kegiatan keluar rumah, sedangkan di sini baru selesai dari melaksanakan shalat isya, sehingga dianggap belum terlalu malam. Selain itu, karena kegiatan dokter Romi selaku direktur RSL Salma sekaligus host kami di sini sangat padat, dari pagi tidak berhenti kegiatan yang beliau lakukan dan baru kembali menjelang maghrib. Sedangkan kami tim relawan ke-11 Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) tidak diperkenankan keluar melainkan beliau harus selalu mengiringi.
Rencananya, malam ini kami akan memberikan bantuan obat-obatan ke Poliklinik di Kensabba. Sebuah poliklinik sebagai perpanjangan tangan dari RSL Salma yang jaraknya sekitar 30 menit menggunakan kendaraan roda empat. Semua kebutuhan obat-obatan disuplai dari RSL Salma, bahkan termasuk honor paramedisnya. Dua pekan lalu kami datang ke poliklinik ini dengan membawa bantuan obat-obatan dan juga ‘honor’ untuk para pekerja yang ada di Poliklinik ini, dan malam ini kami pun kembali membawa bantuan obat-obatan. Banyaknya penduduk Suriah di Kensabba dan besarnya kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan membuat stok obat yang seharusnya diperuntukkan satu bulan habis hanya dalam dua pekan saja. Lebih 30 pasien setiap harinya datang ke Poliklinik ini dan sekitar dua puluh wanita mengeluhkan penyakitnya. Pemeriksaan antara pria dan wanita dipisah di klinik ini, Alhamdulillah, sehingga total sekitar lima puluh pasien datang dan meminta obat ke Poliklinik ini setiap harinya.
Selepas mengantarkan bantuan obat-obatan, kami melanjutkan perjalanan ke pelosok Kensabba untuk memberikan bantuan tunai kepada keluarga-keluarga fakir yang melarikan diri dari desa mereka, menyelamatkan diri dari kekejaman rezim. “Abu Abdillah, malam ini kita akan mengantarkan bantuan kepada dua keluarga fakir,” ujar dokter Romi. “Apakah tidak mengganggu mereka ya dokter?” tanya saya. “Akhi, rakyat yang fakir ini saat hendak tidur ia berdoa kepada Allah agar dimudahkan rezekinya esok hari, tiba-tiba melalui tangan para mukhlisin rezeki itu Allah datangkan malam ini, tidak masalah in syaa Allah,” jawab dokter Romi.
Bantuan pertama kami berikan kepada Keluarga Bassam, seorang pengungsi Suriah yang tinggal di salah satu rumah warga Kensabba yang ditinggal pemiliknya keluar Suriah. Bassam sendiri saat ini sedang berbaring di Rumah Sakit di Turki karena menderita cerebral infarction (merupakan keadaan iskemia otak yang mengakibatkan kematian jaringan lokal dan biasanya disertai defisit neurologis fokal yang menetap pada area distribusi dari salah satu arteri cerebral, disebut juga cerebral ischemia (iskemia cerebri). Cerebral infarction dapat juga didefinisikan sebagai kematian sel otak atau sel retina akibat dari iskemia yang berkepanjangan. Keadaan ini tidak dapat lepas dari kumpulan gejala yang lebih dikenal dengan stroke. Sedangkan yang tinggal di sini, istri dan dua anaknya, tidak ada yang dapat dilakukan oleh wanita ini selain mengharap bantuan dari keluarga dan saudara-saudaranya. Dan bantuan yang kami berikan ini mudah-mudahan cukup membantu meringankan kesusahannya.
Dan bantuan kedua kami berikan kepada Abdul Basith seorang pria dewasa dengan cacat permanen di kaki kanannya. Tidak banyak yang dapat kami gali dari pria ini karena terbatasnya waktu yang kami miliki. Tapi satu hal yang selalu ditekankan dokter Romi adalah bahwa setiap rakyat Suriah yang tinggal di Suriah saat ini dalam keadaan kekurangan dan membutuhkan bantuan dari saudara-saudaranya yang saat ini diberi kelapangan oleh Allah dan kemananan, hanya saja kadar mereka yang berbeda-beda, sebagian dari mereka memiliki keluarga yang dapat bekerja dan membantu meringankan penderitaannya sedangkan sebagian yang lain tinggal sendiri dan tidak ada keluarga yang membantunya selain orang-orang yang peduli kepadanya.
Maka adanya program bantuan tunai kepada keluarga fakir dan miskin ini sangat membantu mereka. Selain merupakan kewajiban seorang muslim kepada saudara muslim lainnya, maka kami menghimbau kepada umat Islam untuk tidak berhenti membantu mereka. Semoga setiap harta yang dikeluarkan untuk membantu mereka bernilai pahala disisi Allah dan dilipatgandakan dari apa yang sudah dikeluarkannya. Semoga amal ibadah kita semua diterima oleh Allah Ta’ala. Aamiin.
(banan/hasi/arrahmah.com)