KAHRAMANMARAS (Arrahmah.id) – Tim penyelamat Turki pada Kamis (16/2/2023) berhasil menyelamatkan seorang gadis 17 tahun dari reruntuhan gempa dahsyat pekan lalu, seiring dengan pudarnya harapan untuk menemukan lebih banyak korban yang selamat.
Aleyna Olmez diselamatkan 248 jam setelah gempa berkekuatan 7,8 meratakan seluruh kota, menewaskan lebih dari 41.000 orang di tenggara Turki dan sebagian Suriah.
“Dia terlihat dalam keadaan sehat. Dia bisa membuka dan menutup matanya,” kata penambang batu bara Ali Akdogan, yang mengambil bagian dalam upaya penyelamatan, kepada AFP di Kahramanmaras, sebuah kota dekat pusat gempa.
“Kami telah bekerja di gedung ini selama sepekan. Kami datang ke sini dengan harapan mendengar suara-suara,” katanya.
“Kami senang setiap kali kami menemukan makhluk hidup, meskipun hanya seekor kucing.”
Paman gadis itu dengan air mata memeluk para penyelamat satu per satu, sambil berkata: “Kami tidak akan pernah melupakanmu.”
Namun setelah penyelamatan, tentara Turki mengatakan kepada media dan penduduk setempat untuk meninggalkan tempat kejadian karena tim mulai mengeluarkan mayat dari reruntuhan.
Sementara beberapa orang juga ditemukan hidup di Turki pada Rabu (15/2), laporan penyelamatan seperti itu semakin jarang terjadi. Pihak berwenang di Turki dan Suriah belum mengumumkan berapa banyak orang yang masih hilang.
Jutaan orang membutuhkan bantuan kemanusiaan setelah kehilangan tempat tinggal di suhu musim dingin yang hampir membekukan.
Di kota Kahramanmaras, Turki, foto dua anak laki-laki yang hilang telah ditempel ke pohon dekat blok flat tempat mereka tinggal.
“Orang tua mereka sudah meninggal,” kata korban selamat gempa Bayram Nacar, yang berdiri menunggu bersama pria lokal lainnya yang mengenakan masker saat ekskavator membersihkan tumpukan besar beton yang hancur dan batang logam bengkok di belakang pohon.
Dia mengatakan jenazah orang tua anak laki-laki itu masih berada di bawah reruntuhan. “Ayahnya bernama Atilla Sariyildiz. Jenazahnya belum ditemukan. Kami berharap bisa menemukan orang tuanya setelah ekskavator memindahkan puing-puing.” (zarahamala/arrahmah.id)