ANKARA (Arrahmah.com) – Seorang bayi berusia dua minggu berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan bersama ibu dan neneknya saat korban tewas akibat gempa di Turki telah mencapai angka 400.
Tim penyelamat telah menggali lebih dalam ke bangunan-bangunan yang runtuh di turki tenggara dalam upaya menemukan mereka yang masih terperangkap setelah gempa bumi terjadi. Jumlah korban tewas dilaporkan telah mencapai 400 orang dan 1.000 lainnya terluka.
Dalam episode yang luar biasa pada Selasa (25/10/2011) telah membangkitkan harapan bahwa korban yang selamat dapat ditemukan, setelah laporan bahwa bayi berusia dua minggu dapat diselamatkan dari reruntuhan setelah hampir dua hari terkubur reruntuhan sebuah bangunan apartemen.
Tim penyelamat kemudian menarik keluar ibu bayi, Semiha Karaduman dan neneknya, Gulzade Karaduman yang disambut teriakan dan tepuk tangan.
Bayi itu dalam keadaan sehat namun telah dikirim ke sebuah rumah sakit di Ankara, ibukota Turki.
“Apa yang membuat mereka bertahan adalah sebuah sofa, sofa tempat tidur yang cukup kuat melindungi mereka dari reruntuhan dan hanya cukup untuk tiga orang bertahan di bawahnya lebih dari dua hari dari reruntuhan,” seperti yang dilaporkan reporter Aljazeera dari tempat penyelamatan.
Kru terus mencoba untuk membebaskan puluhan orang lainnya yang masih terperangkap di dalam struktur bangunan yang runtuh, sebagain besar telah menjadi gunung baja beton yang rusak. Sedikitnya sembilan orang diselamatkan pada Selasa, meskipun banyak mayat yang ditemukan.
Pada Selasa malam, gempa susulan yang kuat, dengan kekuatan 5,4 SR melanda kawasan Van. Pusat gempa terjadi di antara kota Van dan Ercis.
Hampir 500 gempa susulan terjadi di wilayah tersebut sejak gempa berkekuatan besar melanda Turki pada Minggu (23/10).
Kantor Perdana Menteri Turki, mengeluarkan rilis resmi mengatakan bahwa korban tewas telah mencapai 432 orang.
Bulan Sabit Merah Turki juga mengatakan mereka harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan orang-orang yang menghabiskan malam kedua dalam keadaan dingin hampir membeku.
Para pengungsi saat ini sangat membutuhkan tenda-tenda untuk melindungi diri mereka dari dinginnya suhu malam.
Pemerintah Turki telah meminta maaf atas keterlambatan dalam mendistribusikan tenda ketika penduduk menunggu bantuan untuk menjangkau mereka di wilayah yang terkena dampak terburuk dari gemba di Ercis dan Van.
Emin Kayram, dari Ercis mengatakan “Hidup seperti di nerakan. Kami berada di luar dengan cuasa yang sangat dingin dan tidak ada tenda.
Sebuah gambar yang ditunjukkan stasiun televisi memperlihatkan orang-orang satu sama lain saling mendorong untuk mengambil tenda dari bagian belakang sebuah truk Bulan Sabit Merah. (haninmazaya/arrahmah.com)