DAMASKUS (Arrahmah.com) – Dua anggota tim monitoring Liga Arab akhirnya meninggalkan Suriah, sejumlah pejabat menyatakan pada hari Kamis (12/1/2012). Sementara itu, kepala tim menuduh pengamat dari Aljazair membuat klaim tak berdasar terhadap Damaskus.
“Dua orang pemonitor telah minta izin untuk pergi, seorang dari Aljazair dan seorang dari Sudan,” kepala tim monitoring Suriah, Adnan Khodeir, menyatakan di kantor pusat Liga Arab di Kairo.
Dia mengatakan bahwa pemonitor dari Aljazair berhenti “untuk alasan kesehatan,” sementara Sudan “kembali ke negaranya karena alasan pribadi.”
Pada hari Rabu (11/1), pemonitor Aljazair, Anwar Malek, mengatakan pada Al Jazeera bahwa dia telah berhenti dari misi dan menuduh rezim Suriah melakukan serangkaian kejahatan perang melawan rakyatnya dan pembodohan terhadap rekan-rekannya.
Namun kepala misi menolak klaim Malek dan menyatakan hal tersebut sebagai klaim tidak berdasar karena sejak pengerahan tim ke kota Homs, dia tinggal di kamar hotel dan tidak bergabung pengamat lain di lapangan.
“Apa yang dikatakan Anwar Malek pada televisi tidak berdasar,” kata Jenderal Mohammed Ahmed Mustafa Al-Dabi, mantan kepala intelijen militer Sudan, yang memimpin operasi di Suriah, dalam sebuah pernyataan.
“Malek diterjunkan ke Homs sebagai bagian dari tim, namun selama enam hari ia tidak meninggalkan kamarnya dan tidak bergabung dengan anggota tim di lapangan, pura-pura sakit,” kata Al-Dabi dalam pernyataan itu.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh pejabat lain yang mengatakan bahwa Malek terus berada di dalam kamarnya sejak ditugaskan di Homs.
“Yang saya lihat adalah sebuah bencana kemanusiaan. Rezim ini tidak melakukan salah satu kejahatan perang melainkan serangkaian kejahatan terhadap rakyatnya,” klaim Anwar kepada Al Jazeera.
“Misi ini seperti lelucon dan pengamat telah tertipu,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Liga Arab, Nabil El-Arabi, mengatakan kepada sebuah stasiun televisi swasta Mesir pada Rabu malam (11/1) bahwa ia menerima laporan dari Al-Dabi bahwa kondiri misi Liga Arab di Suriah “sangat mengkhawatirkan.”
Awal pekan ini, El-Arabi memperingatkan bahwa misi yang diluncurkan pada 26 Desember untuk mengakhiri penindasan rezim Suriah pada demonstran demokrasi bisa dihentikan setelah tiga monitor terluka dalam serangan. (althaf/arrahmah.com)