MENTAWAI (Arrahmah.com) – Salah satu program IMS dalam rangka menyambut dan menyemarakkan hari raya Idhul Adha 1435 H adalah dengan mengadakan pelayanan kesehatan keliling terhadap masyarakat pedalaman di pulau-pulau sekitar Mentawai.
Pada kiprah dokter terpencil kali ini, tim medis IMS memutuskan sasaran aksinya di Dusun Tinabu Desa Saliguma, Kecamatan Siberut Tengah, Kepulauan Mentawai dengan target penerima manfaat 100 orang.
Tim Medis IMS yang terdiri dari dokter, perawat, apoteker dan relawan medis harus menggunakan perahu kecil dan berjalan kaki puluhan kilometer untuk mencapai lokasi. Selain medan yang berat, kata dr. Saifuddin, fasilitas pendukung di dusun atau desa binaan IMS sangat minim tersedia.
Perjalanan ke dusun terpencil ini bisa dibilang cukup berat karena jarak yang mesti ditempuh mencapai 100 km. Jika mengunakan perahu kecil atau pompong butuh waktu 12 jam, menerjang ombak laut lepas lalumenyisir celah pohon bakau dan sagu di sungai. Setelah menyusuri sungai, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melintasi gunung yang masih sangat alami. Butuh waktu sekitar 4 jam untuk jalan kaki karena tidak ada jalan yang bisa dilewati dengan sepeda motor.
“Perjalanan berat dan melelahkan ini terbayar lunas tatkala kami bisa memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat terpencil ini. Bagi kami, kesehatan merupakan hak semua orang termasuk masyarakat tidak mampu, terpencil dan berada di pedalaman,” ujarnya.
Karena itu, tak berlebihan jika sambutan masyarakat begitu antusias ketika diadakan bakti sosial kesehatan berupa pengobatan gratis, khitanan massal gratis, penyuluhan dan kegiatan lainnya.
Tercatat sekitar 80-an warga yang datang berobat ke pokso kesehatan darurat IMS yang disiapkan oleh warga desa setempat. Ditempat yang tidak jauh dari Posko IMS, sementara team medis mengobati warga yang datang ke posko, tim atau relawan yang lain dibantu oleh warga setempat menyembelih hewan qurban berupa 1 ekor sapi. Warga yang datang berobat Selain mendapatkan layanan kesehatan dari IMS, mereka juga mendapatkan bingkisan berupa daging qurban yang disembelih tidak jauh dari lokasi pengobatan. Tidak hanya warga yg berobat saja, akan tetapi warga yang tidak berobat karena tidak ada masalah dengan kesehatan juga mendapatkan daging qurban.
Melihat antusias penduduk ini, dr. Saifuddin mengajak semua pihak memberikan kontribusi nyata untuk mengadakan kegiatan-kegiatan sosial khususnya di bidang kesehatan. “Jika semua bisa disinergikan kegiatan ini akan terasa ringan, kami berharap program Dokter Terpencil ini bisa terus dilakukan. Apalagi kalau ada dukungan berupa ambulance apung, klinik dan apotik apung serta fasilitas kesehatan lainnya, tentu akan mempermudah pelaksanaan layanan dan penyuluhan di bidang kesehatan,” pungkasnya.
Program kali ini berjalan lancar dan baik berkat dukungan dari berbagai pihak diantaranya BMH, Indosat dan Yayasan Sosial Pendidikan dan Dakwah Mentawai. (azm/*/arrahmah.com)