RIYADH (Arrahmah.id) – Tim esports “Israel” memainkan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera “Israel” di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, pada Selasa (11/7/2023) di turnamen video game yang diselenggarakan oleh FIFA dan EA Sports.
Radio “Israel” Kan melaporkan bahwa menyanyikan lagu kebangsaan adalah bagian dari gladi resik untuk upacara pembukaan final Piala Dunia FIFAe, sebuah kompetisi yang menarik pemain terbaik dunia dari video game sepak bola FIFA 23, yang diadakan di ibu kota Saudi.
“Israel” dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan resmi, meskipun hubungan telah menghangat dalam beberapa tahun terakhir.
Akun resmi FIFA menerbitkan video pada Selasa (11/7) di mana para pemain “Israel” muncul sejenak bersama dengan bendera negara mereka.
Tim “Israel” melakukan perjalanan pada Jumat (7/7) ke Uni Emirat Arab dan kemudian ke Riyadh menggunakan paspor “Israel”, dan pejabat FIFA mengoordinasikan kunjungan tersebut, lapor Kan.
Tim esports “Israel” terdiri dari tiga pemain, seorang pelatih, dan seorang wakil manajer, dan dilindungi oleh perusahaan keamanan selama berada di Riyadh. Pada Rabu (12/7), mereka berada di puncak Grup D, yang terdiri dari tim-tim dari Swedia, Jerman, Peru, India, dan Afrika Selatan.
Sebuah sumber yang mengetahui detail kunjungan tersebut mengatakan kepada Kan bahwa Saudi memveto tim FIFAe “Israel” yang menyanyikan lagu kebangsaan di depan penonton pada upacara tersebut.
Diputuskan untuk menyanyikannya dalam gladi resik dan direkam tanpa kehadiran penonton. Saudi juga tidak menyiarkan parade tim atau memberikan video gladi resik lengkap kepada tim “Israel”.
Roi Kais, seorang jurnalis yang berbasis di Tel Aviv, menerbitkan video delegasi “Israel” yang menyanyikan lagu kebangsaan dalam gladi resik.
Tim FIFAe “Israel” berada di peringkat kedua dunia dan memiliki peluang tinggi untuk memenangkan kompetisi yang diselenggarakan di Riyadh antara 6 dan 19 Juli.
Para gamer “Israel” menerima surat dari Saudi Esports Association yang menyetujui masuknya mereka ke negara tersebut. Namun, surat itu tidak menyebut nama “Israel”, tetapi mengatakan bahwa semua tim nasional dari negara-negara yang mengikuti kompetisi bisa masuk ke Arab Saudi.
FIFA meminta negara-negara untuk mengesampingkan politik saat menjadi tuan rumah salah satu kompetisinya. Pada Maret, FIFA mencabut hak Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah Jakarta menolak menjadi tuan rumah tim “Israel”.
Kunjungan tim esports “Israel” ke Arab Saudi dipuji di media “Israel” sebagai tanda normalisasi antara kedua negara.
Dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat AS mengatakan bahwa kemungkinan kesepakatan antara “Israel” dan Arab Saudi tidak akan terjadi, karena Riyadh menuntut jaminan keamanan dari AS dan solusi untuk masalah Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)