BEKASI (Arrahmah.com) – Konvoi mobil Tim Ekspedisi Help Indonesia! harus menempuh jalur off-road menuju sasaran di Muara Gembong. Muara Gembong dikelilingi perairan Laut Jawa, dan terhimpit oleh wilayah Jakarta Utara dan Kabupaten Karawang. Hingga awal Februari 2014, kecamatan yang terbentang di wilayah pesisir Bekasi Utara ini sudah lebih sepekan terendam banjir. Akibatnya, Muara Gembong seolah sebuah pulau yang terisolasi dari daratan Bekasi.
Menumpang 3 mobil yang berkonvoi, Tim Ekspedisi Help Indonesia! itu terdiri dari pengurus Lembaga Amil Zakat-Infak-Sedekah (LAZIS) Dewan Da’wah, Muslimat Dewan Da’wah, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Akhwat STID Natsir. Mereka mengangkut bantuan obat-obatan, makanan siap santap, dan busana perempuan serta anak-anak sumbangan dari donatur.
Bertolak pukul tujuh pagi dari Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir di Tambun, Jawa Barat, Tim butuh waktu sekitar 4 jam untuk mencapai Desa Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
“Ayo dorong terus!” seru Muhammad Said menyemangati kawan-kawannya. Tak hanya bicara, Koordinator Program Charity & Humanitarian LAZIS Dewan Da’wah itu pun turut mendorong mobil yang ambles di jalanan menuju Muara Gembong, Sabtu (1/2/2014).
Jalan menuju Desa Mekar melewati jalan tanah yang licin dan berlubang digenangi air, hingga ban mobil yang ditumpangi para relawan terperosok ke borok jalanan.
Ada empat desa yang sempat terisolir yaitu Desa Pantai Bakti yang terdiri dari 5 kampung dan dihuni lebih 1000 jiwa; Desa Pantai Sederhana yang terdiri dua dusun dan penduduknya sekitar 1200 orang; Desa Lengah Sari yang dihuni sekitar 1700 jiwa. Dan Desa Pantai Mekar yang bersebelahan dengan Desa Pantai Sederhana. Pantai Mekar terdiri tiga dusun dengan jumlah warga sekitar 1000 jiwa.
Alhamdulillah, akhirnya sekira jam 11.00, Tim ekspedisi help Indonesia! tiba di Desa Pantai Mekar. Tapi, perjalanan belum berujung. Masih harus menyambung lagi dengan menumpang perahu untuk mencapai posko layanan yang dituju.
Dengan antusias, beberapa relawan lokal membantu mengangkut barang-barang bantuan dengan perahu motor.
Setiba di posko, lebih dari 500 warga segala umur dari tiga Dusun, menyambut kedatangan Tim. Belum lagi anggota tim sempat ”bernafas”, warga sudah mulai menyerbu. ”Maaf saja ya, mereka ini sudah seminggu telantar, jadi ya begini ini,” ujar Aden dari Komunitas Sahabat Peduli (KSP) yang menjadi mitra kerja Tim Ekspedisi Help Indonesia!
Warga yang umumnya kaum ibu dan anak, tampak antusias untuk mendapat layanan kesehatan. Batuk, pilek, flu, gatal-gatal, jadi keluhan umum mereka. Layanan medis baru berakhir pada waktu Ashar.
Distribusi bantuan sandang dan makanan, dikelola KSP. Komunitas yang bermarkas di Dusun Dua ini bergerak di bidang Da’wah, Sosial, dan Pendidikan bagi kaum dhuafa Muara Gembong. (azm/ruslan/bowo/arrahmah.com)