NABLUS (Arrahmah.id) – Tentara pendudukan “Israel” telah menewaskan tiga pria Palestina dalam sebuah serangan besar-besaran di kamp pengungsi Balata di kota Nablus di Tepi Barat bagian utara yang diduduki.
Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi ketiganya, yang terbunuh pada Senin pagi (22/5/2023), sebagai Muhammad Abu Zaytoun (32), Fathi Abu Rizk (30), dan Abdullah Abu Hamdan (24).
Sedikitnya tujuh warga Palestina lainnya terluka, termasuk empat orang yang terkena peluru tajam, dan puluhan lainnya mengalami inhalasi gas air mata, menurut kementerian tersebut, seperti dilansir Al Jazeera.
Ratusan tentara “Israel” dan pasukan khusus berpartisipasi dalam penyerbuan yang dimulai sekitar pukul 01.00 dini hari dan berlanjut hingga pukul 05.00 pagi.
Pasukan “Israel” memblokade pintu masuk kamp dengan buldoser dan menghancurkan beberapa rumah. Mereka juga merusak beberapa unit, dan juga menggunakan granat anti-tank, menurut penduduk.
Melaporkan dari kamp pengungsi Balata, Givara Budeiri dari Al Jazeera mengatakan setidaknya tujuh rumah di dalam kamp dihancurkan atau dirusak.
“Keluarga-keluarga di sini masih mengingat invasi 2002 ke Nablus. Mereka merasa peluru telah menembus semuanya malam ini,” kata Budeiri, seraya menambahkan bahwa kru ambulans juga menjadi sasaran ketika mereka berusaha menjangkau para korban yang terluka.
Tentara “Israel” mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menangkap tiga orang Palestina yang “dicurigai terlibat” dalam kegiatan bersenjata dan menyita senjata, namun tidak berkomentar tentang pembunuhan tersebut. Mereka juga mengklaim bahwa mereka menemukan sebuah “laboratorium bahan peledak” di salah satu apartemen di kamp tersebut.
Penggerebekan pada Senin terjadi setelah serangan penabrakan mobil di dekat Nablus pada Ahad yang menyebabkan seorang tentara “Israel” terluka.
Kamp pengungsi Balata adalah yang terbesar dalam hal populasi di Tepi Barat yang diduduki, di mana sekitar 30.000 orang Palestina tinggal di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, sekitar 60 hektar (24 hektar).
Pasukan “Israel” juga menyerbu kamp pengungsi Jenin di utara Nablus pada Senin dan menangkap setidaknya tiga pria Palestina.
“Israel” telah melakukan penggerebekan dan pembunuhan hampir setiap hari terhadap warga Palestina di Tepi Barat sejak Juni 2021 dalam upaya untuk menindak fenomena perlawanan bersenjata yang semakin meningkat.
Pada 2022, pasukan “Israel” menewaskan lebih dari 170 warga Palestina, termasuk setidaknya 30 anak di Yerusalem Timur yang diduduki dan Tepi Barat, yang digambarkan sebagai tahun paling mematikan bagi warga Palestina yang tinggal di daerah tersebut sejak 2006.
Sejak awal 2023, pasukan “Israel” telah menewaskan sedikitnya 156 warga Palestina, termasuk 26 anak. Jumlah korban tewas tersebut termasuk 36 warga Palestina yang dibunuh oleh tentara “Israel” selama serangan empat hari di Jalur Gaza yang terkepung antara 9 dan 13 Mei. (haninmazaya/arrahmah.id)