SAN’A (Arrahmah.com) – Kerusuhan yang berujung bentrokan terus terjadi di Yaman. Tiga orang tewas dalam bentrokan berdarah antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa pada hari Minggu (13/3/2011).
Puluhan terluka ketika polisi dan loyalis dari partai yang berkuasa menyerang pengunjuk rasa yang tengah menduduki University Square di San’a dengan tembakan dan gas air mata, kata saksi.
Enam demonstran ditembak di kepala saat bentrokan dengan polisi pada hari yang sama di kota selatan Aden, dengan dua orang meninggal, pihak medis mengatakan.
Saksi mata mengatakan penembak jitu dari kepolisian menembaki para demonstran dari atap gedung-gedung kota saat demonstran menyerang dan membakar kantor polisi dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan kejatuhan rezim.
Seorang pengunjuk rasa berusia 25 tahun juga tewas pada hari Minggu malam (13/3) saat pasukan keamanan menembaki orang-orang yang telah membakar kantor polisi lain di Aden dan menjarah senjata, termasuk senapan serbu, kata sumber rumah sakit.
Kematian ini menambah jumlah korban tewas sejak Sabtu (12/3) menjadi delapan orang.
Amerika Serikat bergabung dengan Inggris, Uni Eropa dan PBB mengutuk kekerasan di negara yang menjadi mitra utama perang melawan ‘teror’ di Semenanjung Arab.
Dalam pidato kepada puluhan ribu pendukungnya di stadion San’a pada Kamis lalu, Saleh berjanji untuk melindungi pengunjuk rasa dari kekerasan dan menawarkan untuk mengadakan referendum menuju sebuah konstitusi baru yang akan mengalihkan kekuasaan kepada parlemen.
Amerika Serikat, yang selama ini menjadikan Saleh sebagai pilar stabilitas di Yaman, telah menyambut baik ‘sikap’ Saleh tersebut. (althaf/arrahmah.com)