BASRA (Arrahmah.com) – Para pengunjuk rasa Irak menyerbu dan membakar gedung pemerintah di kota Basra, meskipun jam malam diberlakukan oleh otoritas sejak Kamis (6/9/2018) untuk mencoba memadamkan demonstrasi untuk memprotes layanan publik yang terus memburuk serta pengangguran yang tinggi.
Tiga pendemo telah ditembak mati oleh pasukan keamanan, menurut pejabat medis dan keamanan. Mereka berbicara dalam kondisi anonimitas karena tidak memiliki wewenang untuk merilis informasi.
Irak selatan, telah menyaksikan kerusuhan dalam beberapa pekan terakhir ketika para pengunjuk rasa mengekspresikan kemarahannya atas runtuhnya infrastruktur, pemadaman listrik dan korupsi, lansir Daily Sabah.
Dua belas warga sipil telah tewas sejak demonstran dan pasukan keamanan terlibat bentrokan sengit, menurut Komisi Tinggi Independen Hak Asasi Manusia Irak, yang menambahkan bahwa 93 warga sipil lainnya dan 18 pasukan keamanan terluka.
Komite tersebut telah menuduh pasukan keamanan menggunakan kekuatan berlebihan terhadap para pengunjuk rasa yang tidak bersenjata.
Sementara itu, pejabat pemerintah telah menuduh adanya sabotase untuk menghasut kekerasan, sementara demonstran menuduh pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan untuk membubarkan protes damai.
Komandan Angkatan Darat Jamil Al-Shammari menyalahkan “orang bersenjata tak dikenal” atas pembunuhan demonstran baru-baru ini di Basra.
Sumber keamanan senior mengatakan kepada Reutes bahwa pengerahan pasukan keamanan, termasuk tim tanggap darurat, akan berpatroli di Basra untuk memberlakukan jam malam. (haninmazaya/arrahmah.com)