TRIPOLI (Arrahmah.com) – Pertempuran terbaru kembali menghantam kota padang pasir Kufra semalaman dan menewaskan tiga orang tewas dan 17 orang mengalami cedera, pemerintah setempat menyatakan pada AFP, Sabtu (21/4/2012).
“Situasinya sangat buruk,” ungkap pemimpin suku Toubu, Issa Abdelmajid Mansur, pada AFP di Kufra, tempat terjadinya pertempuran antarsuku yang merenggut 100 orang korban tewas pada bulan Februari lalu.
Ia menyatakan bahwa suku Toubu yang tinggal di kota tenggara diserang pada hari Jumat (20/4) oleh brigade penjaga keamanan, Tameng Libya, yang ada di bawah komando Kementrian Pertahanan.
Mansur menyatakan bahwa pihaknya telah sering meminta pertolongan pada tentara nasional, namun tidak direspon sedikitpun.
“Tidak ada satu orang pun dari mereka yang datang dan kami masih terus jadi bulan-bulanan aksi penembakan,” tambahnya.
Seorang penduduk Toubu menyatakan bahwa penembakan berlangsung sejak pukul 6 pagi hari.
“Tiga orang tewas dan sekurangnya 17 orang mengalami cedera,” salah seorang perawat melaporkan. Ia menambahkan sebagian besar ada dalam kondisi kritis.
Sementara itu, Kolonel Fradj Bushala, wakil kementrian untuk wilayah setempat, mengatakan bahwa pertempuran telah berakhir dan “negosiasi sedang dilakukan dengan para pemimpin suku” dalam rangka mencari jalan keluar bagi permasalahan yang menimpa Toubu.
Suku Toubu, yang didominasi oleh penduduk berkulit gelap seperti halnya Chad, Sudan, dan Niger, selalu menghadapi diskriminasi di bawah rezim diktator Muammar Gaddafi.(althaf/arrahmah.com)