(Arrahmah.com) – Allah menciptakan segala makhluk-Nya menyimpan berjuta-juta rahasia, dan hikmah yang harus diungkap oleh manusia, terutama yang berkaitan tentang rahasia setiap amalan yang selalu dilakukan olehnya, apakah amalan sudah memenuhgi syarat dan rukunnya, atau bisa saja tak diterima, gara-gara kesalahannya yang tak mengetahui ilmunya.
Islam mengajarkan kebaikan kepada siapapun, orang tua atau yang muda, laki-laki atau perempuan, perjaka atau duda, perawan atau duda, rakyat atau pejabat, konglomerat atau orang melarat. Ini bertujuan agar tercipta keharmonisan sesama manusia dengan yang lain.
Kehancuran sebuah peradaban manusia disebabkan terlalu sering meremehkan kebaikan sekecil apapun atau menganggap kejahatan kecil tak ada dampak negatifnya. Abu al-Fadl an-Naisaburi dalam Majma’ al-Amsal mengutip perkataan Muhammad bin al-Baqir ketika menasehati puteranya yang bernama Ja’far:
“Wahai anakku, sesungguhnya Allah merahasiakan tiga hal ini:
Pertama, Allah menyembunyikan keridha’an-Nya dalam sebuah kebaikan, maka jangan kau remehkan sekecil apapun kebaikan, bisa saja hal-hal kecil itu, Allah akan menurunkan kasih sayang-Nya.
Kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya bila kau melakukan segala macam kemaksiatan, maka jangan kau anggap remeh sekecil apapun dosa atau kemaksiatan itu, bisa saja dosa kecil menjadi sumber malapetaka yang mendatangkan kemurkaannya.
Ketiga, jangan meremehkan siapapun, dan jenis makhluk apapun, karena bisa saja ia lebih mulia di hadapan-Nya.
Menurut Imam Thabrizi dalam kitab an-Nasihat Li ar-Ra’i wa ar-Ra’iyyah mengutip perkataan seorang Ulama’ yang bernama Abdullah bin Mubarak berkata,
ﺣَﻖُّ ﻋَﻠَﻰ اْﻟﻌَﺎﻗِﻞِ ﺃَﻥْ ﻻَ ﻳَﺴْﺘَﺨِﻒَّ ﺑِﺛَﻼَﺛَﺔٍ: اَﻟْﻌُﻠَﻤَﺎءِ؛ ﻭَاﻟﺴُّﻠْﻄَاﻥِ، ﻭَاﻹِﺧْﻮَاﻥِ؛ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣَﻦْ اِﺳْﺘَﺨَﻒَّ ﺑِﺎْﻟﻌُﻠَﻤَﺎءِ ﺫَﻫَﺒَﺖْ ﺁﺧِﺮَﺗَﻪُ، ﻭَﻣَﻦْ اِﺳْﺘَﺨَﻒَّ ﺑِﺎﻟﺴُّﻠْﻄَﺎﻥِ ﺫَﻫَﺒَﺖْ ﺩُﻧْﻴَﺎﻩُ، ﻭَﻣَﻦْ اِﺳْﺘََﺨَﻒَّ ﺑِﺎﻹِﺧْﻮَاﻥِ ﺫَﻫَﺒَﺖْ ﻣُﺮُﻭْءَﺗُﻪُ
Orang yang berakal tak boleh meremehkan tiga golongan ini. Pertama, Ulama’. Kedua, Umara’ (pemerintah). Ketiga, Teman. Orang yang meremehkan Ulama’ maka akan terhalang urusan akhirat. Sedangkan orang yang meremehkan pemerintah maka akan terhalang urusan dunianya dan orang yang seringkali merendahkan temannya maka akan hilang harga dirinya.
Penjelasan ini mengisyaratkan kepada manusia agar tak mudah merendahkan, meremehkan orang lain karena hal itu akan menghalangi untuk mendapatkan kebaikan dan kemuliaan di dunia. Dalam urusan akhirat selayaknya seseorang bertanya, belajar tentang arti kehidupan. Begitu juga dalam urusan duniawi, siapapun pemerintahan yang sah wajib dihormati bila tidak akan terhalang dalam banyak hal terutama dalam perizinan, surat dokumen penting maupun yang lain.
Dari sini, pentingnya menjaga dan menghormati orang lain supaya menjadi orang alim bukan menjadi orang yang lalim. Keterangan diatas memberi gambaran kepada manusia agar tak meremehkan segala bentuk kebaikan, maupun kejelekan, karena hal kecil akan menjadi besar bila dilakukan secara terus menerus, tanpa disadari amalnya akan tergerus, disebabkan terpengaruh oleh arus. Begitu juga larangan agar tak meremehkan manusia yang lain, gara-gara perbedaan fisik, atau jabatan, karena semua cepat berlalu, berubah, dan tak diketahui akhir nasib seseorang.
Oleh: Moh Afif Sholeh, Alumnus Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta
(*/Arrahmah.com)