RAKHINE (Arrahmah.com) – Setidaknya tiga Muslim Rohingya terbunuh dan 10 warga desa lainnya cedera setelah peluru artileri menghantam dua desa di negara bagian Rakhine barat Myanmar pada Sabtu (29/2/2020), kata seorang pejabat.
Para korban adalah pemuda Muslim Rohingya berusia 18 dan 19 tahun dari desa Butalone dan seorang korban lainnya adalah wanita Rohingya yang berusia 60 tahun dari desa Maung Bwe, menurut Tha Sein, seorang anggota parlemen daerah dari Mrauk-U.
Sering ada laporan tentang kematian warga sipil yang berasal dari Rakhine karena wilayah tersebut telah menyaksikan pertempuran bersenjata setiap hari sejak Angkatan Darat Arakan melancarkan serangan terhadap pos-pos polisi pada awal 2017.
Dilansir Anadolu Agency, Burma Human Rights Network mengungkapkan pada 18 Februari, setidaknya tujuh warga sipil telah tewas dalam dua minggu terakhir dengan sedikitnya 49 warga sipil terluka dalam pertempuran di negara bagian Rakhine.
“Warga sipil tidak memiliki suara dalam perang dan selalu menjadi korban terbesarnya. Semua kombatan di Negara Bagian Rakhine harus menghentikan aktivitas di wilayah sipil untuk memastikan keselamatan orang yang tidak bersalah,” kata Direktur Eksekutif BHRN, Kyaw Win.
Menurut PBB, Muslim Rohingya adalah orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat akan serangan sejak belasan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada 2012.
Menurut Amnesty International, terdapat lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar wanita dan anak-anak. Mereka melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan penumpasan terhadap komunitas Muslim minoritas pada Agustus 2017.
Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan negara Myanmar, menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Ontario International Development Agency (OIDA).
Lebih dari 34.000 Muslim Rohingya juga dibakar hidup-hidup, sementara lebih dari 114.000 lainnya dipukuli, kata laporan OIDA, yang berjudul “Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terungkap.”
Sekitar 18.000 perempuan dan gadis Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar dan lebih dari 115.000 rumah milik Muslim Rohingya dibakar sementara 113.000 lainnya dirusak, tambahnya. (rafa/arrahmah.com)