SAMBHAL (Arrahmah.id) — Tiga warga Muslim India tewas saat ratusan massa hindu radikal menyerang sebuah masjid era Mughal pada hari Ahad (24/11/2024).
Dilansir India Today (24/11), para pengunjuk rasa mencoba membakar kendaraan dan melempari batu ke polisi yang menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan massa.
“Tembakan dilepaskan oleh para penjahat dan beberapa peluru mengenai polisi kami. Kami sedang menyelidiki dari mana tembakan itu dilepaskan, khususnya di daerah Deepa Sarai,” kata seorang petugas.
Ketegangan telah meningkat di Sambhal sejak Selasa ketika Masjid Jama disurvei atas perintah pengadilan setempat menyusul petisi yang mengklaim bahwa sebuah kuil Harihar berdiri di lokasi tersebut.
Komisaris Divisi Moradabad Aunjaneya Kumar Singh mengatakan, “Tiga orang, yang diidentifikasi sebagai Naeem, Bilal dan Nauman, telah tewas. Beberapa polisi, termasuk kepala polisi, juga terluka. Sepuluh orang, termasuk dua wanita, telah ditahan dan penyelidikan telah dimulai,” kata seorang pejabat, seraya menambahkan beberapa orang bahkan membakar beberapa sepeda motor yang diparkir di pinggir jalan.
Pejabat itu mengatakan terdakwa dalam kekerasan tersebut akan didakwa berdasarkan Undang-Undang Keamanan Nasional (NSA).
Kerusuhan dimulai pada Ahad pagi ketika sekelompok besar Hindu radikal berkumpul di dekat masjid dan mulai meneriakkan slogan-slogan anti Islam saat tim survei memulai pekerjaan mereka di Masjid Shahi Jama.
Pejabat distrik mengatakan survei tersebut direncanakan pada pagi hari untuk menghindari gangguan terhadap shalat di masjid yang biasanya diadakan pada sore hari.
Ketua Partai Samajwadi Akhilesh Yadav mengecam BJP, mengatakan partai yang berkuasa, pemerintah dan administrasi mengatur kekerasan tersebut “untuk mengalihkan perhatian dari kecurangan pemilu”.
Menurut pemerintah setempat, survei kedua oleh “Komisaris Advokat” sebagai bagian dari pemeriksaan yang diperintahkan pengadilan ke lokasi yang disengketakan dimulai sekitar pukul 7 pagi dan kerumunan mulai berkumpul di sana.
“Survei berlangsung dengan damai hingga sekelompok orang berkumpul di dekat masjid dan mulai meneriakkan slogan-slogan. Ketika polisi berusaha membersihkan area tersebut, sekelompok penjahat di kerumunan mulai melempari polisi dengan batu,” kata komisaris divisi Moradabad.
Ia mengatakan orang-orang yang terlibat dalam kekerasan tersebut kemungkinan dihasut oleh individu-individu dengan kepentingan pribadi yang bertujuan untuk mengganggu perdamaian di area tersebut.
Inspektur Polisi Krishna Kumar Vishnoi mengatakan, “Polisi menggunakan kekerasan ringan dan gas air mata untuk mengendalikan situasi.” Ia mengatakan mereka yang terlibat dalam pelemparan batu dan mereka yang menghasut mereka akan diidentifikasi dan diambil tindakan terhadap mereka.
“Kami sedang dalam proses mendaftarkan FIR dalam insiden tersebut. Terdakwa juga akan didakwa di bawah NSA,” tambah petugas polisi tersebut.
Hakim Distrik Rajendra Pesia mengatakan, “Beberapa penjahat menggunakan batu sebagai senjata, tetapi situasinya sekarang sudah aman. Sekitar 10 orang telah ditahan terkait dengan insiden pelemparan batu tersebut. Mereka sedang diinterogasi.” Kepala polisi Uttar Pradesh Prashant Kumar mengatakan kepada PTI bahwa situasi di Sambhal sudah terkendali.
“Kami memantau semuanya. Semua polisi dan pejabat administrasi sipil menangani situasi di tempat kejadian. Mereka berpatroli di area tersebut. Unsur-unsur antisosial akan segera diidentifikasi dan tindakan tegas akan diambil terhadap mereka,” kata direktur jenderal polisi (DGP).
Unit polisi tambahan telah dikerahkan di dekat masjid untuk memastikan hukum dan ketertiban, dan para pejabat memantau situasi dengan saksama. (hanoum/arrahmah.id)