PARIS (Arrahmah.com) – Tiga masjid di kota Montlebon, Pontarlier dab Raoubaix menjadi sasaran dalam rangkaian serangan Islamofobia terbaru di Prancis, pada Sabtu (6/11/2021).
Dilansir Daily Sabah, para penyerang menggambar salib dan tulisan anti-Islam di dinding masjid, yang dioperasikan oleh Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama (DITIB) di Prancis.
“Kami mengutuk serangan keji terhadap masjid kami,” kata DITIB dalam sebuah pernyataan. Pernyataan itu menambahkan bahwa upaya perbaikan masjid telah dilakukan dan mereka akan menindaklanjuti kasus tersebut.
“Kami berterima kasih kepada pasukan keamanan dan otoritas Prancis atas kerja sama mereka dan rakyat Prancis atas dukungan mereka. Kami menyerukan persatuan melawan tindakan yang akan merusak perdamaian negara dan kesadaran hidup bersama, dan kami mengundang Anda untuk berhati-hati terhadap peristiwa provokatif seperti itu,” imbuh pernyataan tersebut.
Kebencian anti-Muslim telah meningkat secara signifikan di Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Ekstremisme sayap kanan dan xenofobia telah memicu Islamofobia di negara-negara Barat, di mana serangan teroris oleh Daesh/ISIS serta krisis migran digunakan sebagai alasan untuk melegitimasi pandangan tersebut.
Prancis, rumah bagi minoritas Muslim terbesar di Eropa – diperkirakan berjumlah 5 juta atau lebih dari populasi 67 juta – telah menyaksikan beberapa pejabat tertingginya mengobarkan api Islamofobia.
Para kritikus mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron karena mencoba menggembleng warga sayap kanan untuk memilihnya dalam pemilihan presiden 2022 April.
Retorika anti-Muslim Macron memicu gelombang perasaan anti-Muslim di antara kelompok sayap kanan. Jumlah insiden Islamofobia di Prancis meningkat tajam tahun lalu.
Menurut Observatorium Nasional Islamofobia, ada 235 serangan terhadap Muslim di Prancis pada tahun 2020, naik dari 154 tahun sebelumnya, melonjak 53%. Sebagian besar serangan terjadi di wilayah Ile-de-France (Paris yang lebih luas), Rhones-Alpes dan Paca di negara itu. Serangan terhadap masjid melonjak 35% pada tahun yang sama. (rafa/arrahmah.com)