SULAIMANIYAH (Arrahmah.id) – Dalam sepuluh hari terakhir, tiga anggota partai oposisi Kurdi Iran tewas di wilayah Kurdistan Irak, dengan para aktivis dan kelompok oposisi menuduh Garda Revolusi Iran (IRGC) berada di balik pembunuhan tersebut.
Baru-baru ini, Iran telah menargetkan anggota dan pangkalan dari berbagai partai oposisi Kurdi Iran yang berbasis di wilayah Kurdistan Irak, membenarkan dalih bahwa partai-partai tersebut melancarkan serangan terhadap angkatan bersenjata Iran dari wilayah Irak dan memicu protes di dalam Iran.
Dua anggota Partai Demokratik Kurdistan Iran (KDPI) tewas di resor Halsho di provinsi Sulaimaniyah pada 7 Juli.
Adel Muhajir, juga dikenal sebagai Sarbaz, dan Luqman Aji sedang mengunjungi resor Halsho di kota Qaladze ketika mereka dibunuh oleh orang-orang bersenjata yang berafiliasi dengan IRGC, kata partai itu dalam sebuah pernyataan.
Pada Rabu, Siyamand Shaboyi, 35, ditemukan tewas di dekat daerah Bahrka Erbil, Organisasi Hak Asasi Manusia Hengaw, yang memantau hak asasi manusia di Kurdistan Iran, melaporkan. Dia adalah mantan Peshmerga dari KDPI, berasal dari Oshnaviyeh, lansir The New Arab (14/7/2023).
Menurut Hengaw, terlihat luka tembak di bagian belakang tengkoraknya, dan intelijen Iran sebelumnya mengancam korban.
Hemgaw juga melaporkan ancaman intelijen Iran terhadap staf mereka yang berbasis di wilayah Kurdistan, mendesak otoritas keamanan Kurdi di wilayah Kurdistan untuk “memastikan keselamatan dan kesejahteraan anggota Hengaw.”
Hassan Qadr Zadeh, seorang anggota komando pusat KDPI, mengatakan kepada The New Arab melalui telepon bahwa mereka menganggap rezim Iran bertanggung jawab atas pembunuhan anggota mereka. Dia meminta otoritas terkait di wilayah Kurdistan untuk menyelidiki pembunuhan tersebut.
Mohammad Bagheri pada Selasa memperingatkan dalam sebuah tweet bahwa jika pemerintah federal Irak dan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) gagal melucuti senjata partai oposisi Kurdi Iran di Irak bulan depan, IRGC akan melancarkan aksi militer melawan mereka.
Sebuah perjanjian keamanan perbatasan ditandatangani antara Iran dan Irak pada Maret dan terutama ditujukan untuk memperketat perbatasan dengan wilayah Kurdi Irak, di mana partai-partai oposisi Kurdi Iran telah mendirikan pangkalan.
Di bawah kesepakatan keamanan, Irak berjanji tidak akan mengizinkan kelompok-kelompok bersenjata menggunakan wilayahnya di wilayah Kurdi Irak untuk melancarkan serangan penyeberangan perbatasan negara tetangga Iran.
Iran menuduh partai Kurdi Iran “berafiliasi” dengan “Israel”, Iran sering menyuarakan keprihatinan atas dugaan kehadiran agen mata-mata “Israel” Mossad di wilayah semi-otonom Kurdi.
Rezim Iran juga menuduh partai-partai Kurdi memicu protes nasional yang dipicu oleh kematian wanita Kurdi Iran Mahsa Amini dalam tahanan pada bulan September.
Kelompok Kurdi, pada gilirannya, dengan tegas menyangkal tuduhan ini, dengan mengatakan bahwa aktivitas mereka sebagian besar bersifat “damai”. (haninmazaya/arrahmah.id)