(Arrahmah.com) – Setidaknya, Al-Quran menyebutkan tiga keutamaan bahasa Arab dan menjelaskan fungsi dan tujuan mengapa ia diturunkan dalam bahasa tersebut. Fungsi dan tujuan itu sekaligus merupakan keunggulan dan keutamaan bahasa Arab.
Keutamaan bahasa Arab yang pertama adalah sebagai sumber informasi atau sumber ilmu.
Haa Miim… Diturunkan dari Zat Yang Maha Rahman dan Rahim… Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya sebagai Al-Quran yang berbahasa Arab, bagi kaum yang MENGETAHUI..
(QS Fushshilat, 41:3)
Al-Quran adalah Kitab Suci yang mengandung ilmu-ilmu yang tak terbatas, dan takkan bisa digali secara tuntas. Ilmu yang dikandungnya takkan pernah habis walau terus digali dan dikuras sepanjang masa, sepanjang kehidupan dunia masih ada. Al-Quran adalah sumber ilmu yang kaya dan abadi.
Menariknya, penegasan bahwa Al-Quran sebagai sumber ilmu itu, bukan sosok Al-Qurannya saja. Melainkan sosok AL-QURAN YANG BERBAHASA ARAB. Al-Quran menyebutnya Qur’aanan ‘Arabiyyan. Sifat kearaban itu melekat dalam Al-Quran.
Ini artinya, yang menjadi sumber ilmu itu bukan Al-Quran yang Kitab Suci itu, tetapi juga bahasa Arab yang menjadi media Kitab Suci itu diturunkan. Al-Quran mewujud menjadi sumber ilmu ketika ia diturunkan dalam bahasa Arab. Ketika Al-Quran menjadi sumber ilmu, maka bahasa Arab juga menjadi sumber ilmu. Sebuah Kitab Suci yang menjadi sumber ilmu hanya pantas diturunkan dalam sebuah bahasa yang memang pantas menjadi sumber ilmu pula. Sehingga ada kompatibilitas (kesetimbangan) antara Kitab Suci dan bahasa yang menjadi medianya. Dan kompatibilitas itu takkan terjadi bila medianya menggunakan bahasa selain Arab.
Dengan demikian, dengan sendirinya berarti keutamaan bahasa Arab adalah sebuah bahasa yang kaya ilmu, menjadi sumber informasi dan pengetahuan.
Keutamaan bahasa Arab yang kedua adalah mencerdaskan. Ada dua ayat yang menegaskan ini. Mari kita lihat:
Alif Laam Raa… Itu adalah ayat-ayat Al-Kitab yang jelas. Sesungguhnya Kami telah MENURUNKAN Al-Kitab itu Al-Quran yang Berbahasa Arab agar kalian BERAKAL…
(QS Yusuf, 12:1-2)
Haa Miim… Demi Al-Kitab yang jelas. Sesungguhnya Kami telah MENJADIKAN Al-Kitab itu Al-Quran yang Berbahasa Arab agar kalian BERAKAL… (QS al-Zukhruf, 43:1-3
Di situ Allah Swt. menegaskan bahwa tujuan diturunkan dan dijadikannya Al-Quran berbahasa Arab adalah “agar kalian berakal”. Kata aqal dalam Al-Quran selalu digunakan dalam bentuk kata kerja, kata yang bermakna aktivitas yang terus berproses. Akal bermakna kecerdasan. Sehingga, mengapa Al-Quran diturunkan berbahasa Arab, di antaranya adalah agar kita cerdas.
Itu artinya, kearaban Al-Quran itu berfungsi mencerdaskan para pembaca dan pengkajinya. Yang mencerdaskan manusia itu bukan saja Al-Quran sebagai Kitab Sucinya, melainkan juga Al-Quran yang berbahasa Arabnya juga. Karena sifat kearaban itu melekat dalam Al-Quran, maka ketika Al-Quran mencerdaskan, maka bahasa Arab yang menjadi medianya juga, mencerdaskan.
Yang perlu diteliti lebih lanjut adalah, dalam kedua ayat di atas, Allah mengungkapkan dua kata yang berbeda, berkaitan dengan Al-Quran berbahasa Arab itu. Pertama Dia mengungkapkan, “Kami MENURUNKAN”. Dan yang kedua Dia mengungkapkan, “Kami MENJADIKAN.” Antara kata menurunkan dan menjadikan, tentu saja keduanya memiliki makna yang berbeda.
“Menurunkan” adalah sebuah aktivitas menggerakkan sesuatu dari atas ke bawah. Artinya, Al-Quran diturunkan dari Alam Tinggi (Lawh Mahfuzh) ke Alam Rendah (alam dunia), dengan bahasa Arab. Sedangkan “menjadikan” adalah sebuah tindakan menetapkan dan mengadakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, atau dari suatu kondisi ke kondisi lain yang dikehendaki. Ini berarti, bahwa kearaban Al-Quran adalah sebuah ketetapan yang Allah kehendaki. Inilah keutamaan bahasa Arab yang kedua.
Keutamaan bahasa Arab yang ketiga, memiliki fungsi spiritual. Dalam sebuah ayat disebutkan sebagai berikut:
Al-Quran yang berbahasa Arab, yang tidak memiliki kebengkokan, agar mereka BERTAKWA… (QS al-Zumr, 39:28)
Di sini ditegaskan bahwa Al-Quran berbahasa itu tujuannya adalah agar kita semua BERTAKWA. Tentu saja takwa merupakan sebuah konsep yang sangat luas dan dalam. Tetapi secara garis besar, takwa merupakan dimensi spiritualitas.
Secara implisit ini menyatakan bahwa Al-Quran yang berbahasa Arab itu bisa menjadikan seseorang bertakwa, menjadi baik, menjadi sosok yang spiritual, yang dekat kepada Rabb. Banyak kalangan yang menceritakan pengalaman mereka, bahwa ketika mereka membaca Al-Quran mereka merasa damai, tenang, dan merasa dekat dengan Rabb. Bunyi dan nada bacaan Al-Quran membuat mereka hanyut dalam kedamaian.
Itu artinya, Al-Quran dapat menggerakkan orang untuk menspiritualkan dirinya, untuk menjadi sosok yang mulia dan dekat dengan Penguasa dirinya. Al-Quran dapat menumbuhkan dan mengaktifkan kekuatan pengendalian diri pada seseorang. Al-Quran memiliki kekuatan untuk mendamaikan dan menenangkan. Dan kekuatan itu muncul dari Al-Quran yang berbahasa Arab.
Ini juga sekaligus berarti bahwa bahasa Arab memang memiliki kekuatan untuk menspiritualkan manusia, membuat manusia cenderung pada kebaikan. Berbeda dengan bahasa-bahasa lain. Kita misalnya dapat merasakan dan menyaksikan, jika ada orang yang pandai berbahasa Arab, maka ia akan lazim disebut oleh masyarakatnya dengan sebutan ustadz atau bahkan kyai. Ketika seseorang sudah dilabeli sebutan ustadz, maka ia akan berpikir seribu kali untuk bertindak buruk atau amoral. Sehingga, bahasa Arab telah menjadikannya bergerak pada kebaikan. Bahasa Arab adalah bahasa dakwah, bahasa yang dapat memperbaiki perilaku seseorang. Sebaliknya, kita juga dapat merasakan, ada sebuah bahasa yang auranya justru mendorong seseorang pada keburukan dan kemaksiatan.
Kita mungkin akan mempertanyakan: “Jika bahasa Arab bisa menspiritualkan kepribadian seseorang, lalu mengapa ada saja –atau bahkan banyak– orang Arab yang juga berperilaku buruk dan tidak bermoral?”
Jawabnya: “Sebagaimana air yang memiliki kekuatan untuk membasahi, tetapi ia takkan bisa membasahi siapa pun yang tidak mau menyentuh atau tersentuh olehnya. Sebagaimana bola lampu yang bisa menerangi, tetapi ia takkan bisa menerangi orang-orang sekelilingnya jika mereka tidak mau menyalakannya. Begitu seterusnya.”
Alhasil, bahasa Arab adalah bahasa yang unggul, utama dan luar biasa. Dan keunggulan itu telah dinyatakan sendiri oleh Al-Quran. Maka, berbahagialah orang yang bisa berbahasa Arab. Dan berbahagia pula orang yang mau belajar dan terus belajar bahasa Arab.
Sumber: Darulfitrah.com
(*/Arrahmah.com)