KHARTOUM (Arrahmah.id) — Lebih dari 200 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas, dan ratusan lainnya terluka setelah diserang Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Sudan dalam tiga hari terakhir, lapor portal berita Al-Araby Al-Jadeed (18/2/2025).
Laporan yang dirilis pada Selasa (18/2) itu menyebutkan bahwa dua desa di Negara Bagian Nil Putih menjadi sasaran serangan. Sebelumnya, wilayah tersebut sepenuhnya bebas dari aktivitas militer.
Secara rinci, serangan itu dilakukan di desa AlKadaris dan Al Khelwat di negara bagian White Nile. RSF disebut menyerbu warga yang tidak bersenjata, dengan wanita dan anak-anak masuk menjadi deretan korban.
“RSF melakukan eksekusi, penculikan, penghilangan paksa, dan penjarahan properti selama serangan sejak hari Sabtu, yang juga menyebabkan ratusan orang terluka atau hilang,” kata kelompok dokumentasi pelanggaran hak asasi manusia, Emergency Lawyers, dikutip AFP (18/2).
“Eksekusi lapangan, penculikan, penghilangan paksa dan penjarahan” telah dilakukan,” kata kelompok itu, “Beberapa korban tenggelam setelah ditembak ketika mencoba melarikan diri melintasi Sungai Nil”.
Tentara Sudan dan pemberontak RSF saling serang untuk menguasai negara tersebut sejak April 2023.
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memperingatkan bahwa konflik yang terus berlanjut dapat menyebabkan wabah penyakit dan kehancuran fatal sistem layanan kesehatan.
Sementara itu, Duta Besar Sudan untuk Rusia, Mohamed Siraj, dalam wawancara dengan RIA Novosti pada awal Januari, mengungkapkan harapannya agar konflik bersenjata itu dapat berakhir pada tahun 2025. (hanoum/arrahmah.id)