DAMASKUS (Arrahmah.com) – Sekelompok warga Suriah diizinkan keluar dari wilayah yang terkepung, pada Jumat (19/8/2016), dalam perjanjian kemanusiaan yang jarang terjadi antara pejuang Suriah dan rezim Asad, sebagaimana dilansir Al Araby.
Di antara mereka yang dievakuasi adalah warga Madaya, sebuah wilayah di Damaskus yang berada di bawah kendali pejuang Suriah, dan di antara 18 orang warga Suriah yang diizinkan keluar itu ada 13 anak yang sakit.
Anak-anak tersebut menderita meningitis dan kekurangan gizi, serta dua bayi menderita keracunan darah.
Warga Suriah lainnya yang dievakuasi adalah seorang wanita hamil yang bayinya meninggal di dalam rahimnya, AFP melaporkan.
Kelompok Bulan Sabit Merah Suriah Arab mengkonfirmasi dalam sebuah tweet bahwa ia mengevakuasi “36 kasus kemanusiaan” dari Madaya serta dari dua kota yang berada dalam kendali rezim Asad, yaitu kota Kafraya dan Fuaa, di provinsi Idlib.
Berdasarkan perjanjian yang ditengahi oleh PBB, pengiriman bantuan ke kota-kota itu selalu terjadi secara simultan, dan ketentuan yang sama berlaku bagi mereka yang dievakuasi.
“Pengungsi dari Madaya itu menuju Damaskus di mana pasien akan mendapat perawatan,” kata dokter Muhammad Darwish, dan menambahkan bahwa operasi itu sepenuhnya berada dalam koordinasi dengan PBB.
“Ini adalah langkah yang baik tapi kami berharap di masa yang akan datang tidak ada komplikasi dengan evakuasi,” kata Darwish.
Diperkirakan 40.000 warga Suriah di Madaya mengalami kekurangan makanan dan obat-obatan sejak rezim Suriah memblokade kota itu dua tahun yang lalu dan mengepung kota itu sepenuhnya pada musim panas lalu.
Pekan ini, aktivis di kota itu membagikan video dari Yaman Ezzedin – bocah berusia 10 tahun yang menderita meningitis – sebagai bagian dari permohonan bantuan untuk anak-anak Madaya yang menderita.
Bocah itu telah digerus oleh penderitaan, “ia tidak lagi mengenali kami,” kata ayahnya.
(ameera/arrahmah.com)