GAZA (Arrahmah.com) – Tiga anak meninggal dunia dalam kebakaran di Jalur Gaza yang terkepung. Kebakaran itu diyakini berasa dari lilin yang digunakan untuk memberi penerangan di rumah salah satu keluarga selama pemadaman listrik yang sering dan lama di wilayah itu.
Mahmoud, Mohammed, dan Yousef Al-Hazeen, yang tertua tidak lebih dari sepuluh tahun, adalah saudara yang tinggal di kamp pengungsi Al-Nuseirat. Mereka pergi tidur lebih awal karena mereka tidak diizinkan bermain di luar karena penguncian virus corona.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, anak laki-laki itu dinyatakan meninggal saat tiba di Rumah Sakit Al-Aqsa. Direktur Jenderal Rumah Sakit Kamal Khattab mengatakan, para tetangga tidak dapat menyelamatkan anak-anak tersebut karena intensitas api.
Faksi Palestina menyatakan belasungkawa atas tragedi tersebut dan menunjukkan bahwa anak-anak adalah korban dari pendudukan dan pengepungan brutal yang dilakukan oleh “Israel” di Jalur Gaza. Pejabat kementerian setempat mengatakan bahwa “Israel” harus ikut bertanggung jawab atas kematian anak-anak itu.
Pendudukan telah mencegah cukup bahan bakar memasuki Gaza yang berarti bahwa satu-satunya pembangkit listrik tidak dapat beroperasi mendekati kapasitas penuh. Saat ini, di beberapa wilayah Gaza listrik hanya tersedia selama empat jam sehari, yang berarti banyak warga yang terpaksa menyalakan lilin untuk menerangi rumahnya. Saat lilin jatuh, kebakaran dahsyat bisa dan memang dengan sangat mudah terjadi.
(fath/arrahmah.com)