JAKARTA (Arrahmah.com) – Beberapa hari ini, pengguna ponsel BlackBerry dikejutkan dengan berita akan ditutupnya layanan instant messaging BlackBerry Messenger. Hal ini dikarenakan permintaan pemerintah mendesak melalui Menkominfo Tifatul Sembiring terhadap RIM untuk memblokir akses terhadap situs porno.
Tifatul memberi ultimatum serta tenggat pada perusahaan ponsel asal Kanada tersebut selama dua minggu alias sampai 17 Januari 2011 atau bila tidak dilaksanakan, maka enam operator yang menjadi mitra RIM akan diminta untuk menghentikan layanan BlackBerry.
Tentu bukan hanya masalah akses situs porno saja. Ada satu lagi hal yang lebih penting yaitu keinginan agar RIM membangun server di negara ini. Selain Indonesia, sudah banyak negara lain yang terkait kasus serupa dengan RIM, sebut saja Uni Emirat Arab, India, Arab Saudi, Pakistan, Alzajair. Namun sejauh ini yang baru menemui titik temu barulah negara Uni Emirat Arab saja.
Sedangkan di Indonesia sendiri, hal ini malah menuai reaksi keras berupa protes dari pengguna BlackBerry, terutama dari jejaring Twitter. Tidak tahan dengan protes terhadap akunnya @tifsembiring yang kebanjiran protes sejak Jumat lalu, Tif Sembiring menjelaskan 8 alasan mengapa dia sampai mengultimatum RIM.
Berikut adalah alasannya:
1. Kita minta RIM agar hormati & patuhi Peraturan perundangan yg berlaku di Indonesia, terkait dgn UU 36/1999, UU 11/2008 & UU 44/2008
2. Kita minta RIM agar buka perwakilan di Indonesia, karena pelanggan RIM di Indonesia untuk Blackberry sudah lebih dari 2 juta.
3. Kita Minta RIM agar membuka service center di Indonesia untuk melayani & mudahkan pelanggan mereka yang juga WNI.
4. Kita minta RIM agar merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.
5. Kita minta RIM agar sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya mengenai software.
6. Kita minta RIM agar memasang software blocking terhadap situs-situs porno, sebagaimana operator lain sdh mematuhinya.
7. Kita minta RIM agar bangun server/repeater di Indonesia, agar aparat hukum dapat melakukan penyelidikan terhadap pelaku kejahatan tmsk koruptor.
8. Sejauh ini terkesan RIM meng-ulur-ulur waktu untuk menjalankan komitmen mereka. Apakah kita sebagai bangsa mau diperlakukan spt itu?
“Kalau ada nasionalisme di dada kita & ingin menjadi bangsa berwibawa, pasti sebagian kita akan setuju poin2 yang saya sampaikan tentang RIM,” demikian Tifatul dalam postingan twitter-nya.
Setuju kah dengan alasan diatas atau ada yang ingin menambahkan alasan lain?
(teknoup/arrahmah.com)