KUWAIT (Arrahmah.id) – Film Barbie telah dilarang di Kuwait dan menghadapi seruan pelarangan di Libanon di tengah kritik di dunia Arab terhadap nilai-nilai sosial film tersebut.
Kuwait bertindak untuk melindungi etika publik, kata kantor berita negara. Sementara menteri kebudayaan Libanon mengatakan film tersebut mempromosikan homoseksualitas.
Namun, film laris ini ditayangkan di negara-negara konservatif di kawasan itu, termasuk Arab Saudi.
Film ini telah meraup lebih dari $1 milyar di seluruh dunia dalam beberapa pekan setelah dirilis, lansir BBC (10/8/2023).
Lafi al-Subaiei, kepala dewan klasifikasi film Kuwait, mengatakan bahwa biasanya dewan tersebut meminta adegan film yang dianggap melecehkan budaya negaranya untuk dipotong.
Namun, ketika film tersebut mempromosikan perilaku yang menurut negara tidak dapat diterima, maka film tersebut akan langsung dilarang.
Film tersebut “menyebarkan ide dan kepercayaan yang asing bagi masyarakat dan ketertiban umum Kuwait”, kata juru bicara Kementerian Informasi Kuwait.
Pada Rabu, Menteri Kebudayaan Libanon Mohammad Mortada meminta kementerian dalam negeri untuk “mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melarang” Barbie.
Ia mengatakan bahwa film tersebut “mempromosikan homoseksualitas dan transeksualitas, mendukung penolakan perwalian seorang ayah, meremehkan dan mengejek peran ibu, dan mempertanyakan pentingnya pernikahan dan memiliki keluarga”.
Menyusul seruan Mortada, Menteri Dalam Negeri Libanon dan hakim negara Bassam Mawlawi meminta komite sensor negara itu untuk meninjau ulang film tersebut.
Film ini juga telah melanggar sensor di tempat lain, termasuk di Vietnam karena menampilkan peta yang menunjukkan klaim teritorial Cina yang disengketakan di Laut Cina Selatan. (haninmazaya/arrahmah.id)