GHANA (Arrahmah.com) – Tujuh puluh tiga siswa Muslim di Sekolah Tinggi Pendidikan St. Vincent di Yendi, Wilayah Utara Ghana, telah dijatuhi sanksi karena tidak menghadiri kebaktian pagi yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, seperti dilansir oleh Daily Guide pada Sabtu (14/1/2017).
Pihak sekolah mengklaim bahwa beberapa dari siswa tersebut telah melakukan perusakan atas materi ujian dan menghancurkan properti sekolah. Sementara pada saat yang sama, para siswa menuturkan bahwa mereka telah dipaksa untuk melakukan praktek agama Kristen, yakni kebaktian pagi, yang berlangsung selama beberapa minggu belakangan ini.
“Kebaktian ini dilakukan tiap hari dan kami dipaksa untuk menyenandungkan lagu-lagu rohani,” tutur siswa.
Kepala sekolah, Dr. Erasmus Novio Moti, mengklaim bahwa mereka enggan untuk menjadi bagian dari upacara pagi. Dr. Moti melanjutkan, mereka tidak mau menjalani sanksi dan malah merusak kertas ujian siswa lainnya.
Dia mengungkapkan bahwa upacara dan aktivitas pagi adalah kewajiban yang dibebankan kepada setiap siswa dari hari Senin sampai Jumat, terlepas dari afiliasi agama mereka.
“Posisi sekolah tentang masalah ini telah dibahas dengan beberapa pejabat dari Dewan Muslim dari Accra,” dia meneruskan.
Pejabat Eksekutif Walikota dan Direktur Departemen Pendidikan mengatakan telah melibatkan diri untuk mengatasi masalah ini. Mereka bersikeras bahwa mereka harus dihukum sebelum mereka diizinkan untuk menulis ujian. (althaf/arrahmah.com)