MESIR (Arrahmah.com) – Semua penumpang dan awak pesawat Rusia yang jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, meninggal dunia, kata sumber-sumber medis dan keamanan Mesir.
Anggota tim penyelamat dan pencari masih mengumpulkan sisa-sisa korban setelah kecelakaan terjadi, lansir Al-Jazeera pada Sabtu (31/10/2015).
Pesawat itu menuju ke St. Petersburg, membawa pulang wisatawan dari liburan di resor terkenal Mesir, Sharm el-Sheikh.
Kedutaan Rusia mengonfirmasi bahwa tidak ada yang selamat.
Kementerian penerbangan sipil Mesir menyatakan reruntuhan pesawat Rusia ditemukan di daerah Hassana, selatan dari kota el-Arish.
Dikatakan sebuah pesawat Airbus Metrojet A-321 lepas landas dari Semenanjung Sinai Sharm el-Sheikh, tempat populer bagi wisatawan Rusia, dan menghilang dari layar radar 23 menit setelah lepas landas.
Hari berkabung
Penumpang itu terdiri dari 214 warga Rusia dan tiga warga Ukraina, ditambah tujuh awak pesawat, kata pemerintah Mesir.
Setidaknya 24 anak-anak berada di dalam pesawat, Asosiasi Operator Wisata Rusia mengatakan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan hari berkabung nasional.
Banyak mayat sudah ditemukan, kata Mahmoud al-Zanati, kepala Otoritas Penerbangan Sipil Mesir.
“Operasi pencarian masih berlangsung di lokasi kecelakaan. Reruntuhan pesawat tersebar di daerah yang luas,” tambahnya, menurut surat kabar yang dikelola negara, al-Ahram.
“Sebuah adegan tragis”
Anggota tim penyelamat Mesir sebelumnya mengatakan mereka mendengar suara-suara di bagian pesawat, seorang petugas di tempat kejadian mengatakan kepada kantor berita Reuters.
Sumber-sumber keamanan utara Sinai mengatakan kecelakaan tersebut akibat kesalahan teknis.
Kotak hitam yang berisi data penerbangan juga ditemukan dilokasi kejadian.
Seorang petugas keamanan Mesir di lokasi kejadian mengatakan, “Banyak orang mati bergeletakan di tanah, dan banyak yang meninggal masih terikat di tempat duduk mereka. Saat ini aku menyaksikan sebuah adegan tragis.”
“Pesawat terbelah menjadi dua, sebagian kecil di ujung ekor pesawat yang terbakar dan bagian yang lebih besar telah menabrak batu. Kami telah mengevakuasi setidaknya 100 mayat dan sisanya masih di dalam.”
Di sebuah hotel dekat Bandara Pulkovo St. Petersburg, teman-teman dan kerabat mereka di penerbangan berkumpul untuk berduka.
Yulia Zaitseva mengatakan teman-temannya, pasangan pengantin baru, Elena Rodina dan Alexqander Krotov, berada di penerbangan. Keduanya berusia 33 tahun.
Zaitseva mengatakan bahwa temannya “benar-benar ingin pergi ke Mesir.”
Dia menambahkan: “Kamu berteman selama 20 tahun. Dia adalah teman yang sangat baik yang siap memberikan segalanya untuk orang lain. Kehilangan teman seperti itu rasanya seperti tanganmu dipotong.”
Investigasi dilakukan
Secara terpisah, kepala jaksa Mesir memerintahkan penyelidikan atas penyebab kecelakaan.
Nabil Sadek, Jaksa Penuntut Umum, memerintahkan pembentukan tim jaksa yang bertugas pergi ke lokasi kecelakaan dan menyelidiki puing-puing pesawat.
Pusat pembantu keluarga para penumpang telah dibentuk di Bandara Pulkovo, kantor berita Tass mengutip perkataan pejabat kota St. Petersburg.
Airbus 321 itu sedang berada di ketinggian 9,450 m ketika lenyap dari layar radar.
Sebagian besar penumpang dikatakan sebagai wisatawan Rusia, menurut laporan. Pesawat itu dioperasikan oleh maskapai penerbangan kecil Rusia, Kogalymavia, yang berbasis di Siberia Barat.
Pilot dilaporkan meminta izin untuk mendarat darurat di Bandara Kairo karena mengalami kerusakan teknis.
(fath/arrahmah.com)