SOLO (Arrahmah.com) – Forum yang hendak digelar untuk klarifikasi (tabayun) untuk mengungkap syubhat atas kesyi’ahan Ustadz Mudzakir gagal dilaksanakan.Padahal ini penting demi menjelaskan dia itu Syiah atau bukan. Hal ini disampaikan, Koordinator Forum Klarifikasi Isu Syiah Ir. Yan Sugiarto saat jumpa pers di Masjid Al Huda, Ngruki, Surakarta. Sabtu (25/1/2014).
Yan Sugiarto mengatakan acara ini sebenarnya akan menghadirkan kedua belah pihak. Pihak yang tertuduh sebagai syiah dan pihak yang menuduh serta tokoh-tokoh yang ahli dalam persoalan syiah. Rencananya akan diadakan di Masjid Al Huda, pada Sabtu ini jam 09.00 WIB.
“Forum tabayun ini untuk mempertemukan pihak-pihak yang selama ini menjadi kunci permasalahan. Adapun sebagian besar nama yang lain hanya bertindak sebagai saksi yang akan menyaksikan jalannya klarifikasi ini, dengan begini diharapkan semua permasalahan menjadi jelas” ujarnya, seperti dilansir An-Najah.net Sabtu.
Dia menjelaskan latar belakang forum ini, bermula dari sikap sebagian jama’ah masjid Al Huda yang menolak berdiri dibelakang Imam dalam sholat wajib mereka. Alasannya Imam memiliki kedekatan dengan Ustadz Mudzakir yang sudah dipersepsikan sebagai tokoh Syiah dan dia menurut Said Sungkar telah berbai’at dengan khomeini. Bahkan Imam ini sudah mengaji ke tempat Ustadz Mudzakir di Gumuk selama 30 tahun.
Untuk menjembatani permasalahan ini, takmir masjid seksi dakwah dan Imam mengadakan forum kecil yang akhirnya mengadakan kesepakatan untuk membuat tim forum klarifikasi tentang Ustadz Mudzakir Syiah atau bukan.
Yan Sugiarto menjelaskan dalam tim ini telah terjadi kesepakatan dengan ketentuan, pertama forum klarifikasi akan dilakukan secara tertutup. Kedua, berada ditempat yang netral. Ketiga, waktu fleksibel yang akhirnya disepakati tanggal 25 Januari 2014, jam 09.00 WIB.
“Saya bertugas untuk menjalin hubungan keluar sedangkan pak Imam bertugas menjalin hubungan ke dalam dengan gumuk,” ungkaprnya.
Namun acara ini tidak bisa dijalankan karena adanya permintaan sepihak dari pihak Gumuk. Pihak Gumuk meminta acara diadakan di Gumuk tempat domisili Ustadz Mudzakir. Hal ini tidak sesuai kesepakatan sebelumnya, dimana tempat yang akan ditempati haruslah netral, yakni masjid Al-Huda Ngruki, sebagai tempat kejadian awal.
Pengurus masjid bagian pendidikan ini menegaskan bahwa panitia forum ini telah menawarkan kepada pihak gumuk agar acara tabayun sebagai gantinya di Masjid MUI Surakarta saja. Namun sampai saat jumpa pers terjadi pihak Gumuk belum memberikan jawaban.
“Sebenarnya para tokoh Islam dari luar kota telah berkumpul di Solo, mereka punya antusias yang tinggi untuk mengungkap syubhat ini, agar mengangkat syubhat ini dan menenangkan umat,” tegasnya.
Dia memaparkan tokoh-tokoh yang direkomendasikan untuk dihadirkan beberapa pihak yang nantinya sebagai tokoh kunci dan saksi. Pihak yang di undang Prof. Dr. dr. Zaenal Arifin Adnan, sp. PD. KR. FINASIM dari MUI Surakarta, Dr. Mu’inuddinillah Basri, MA dari DSKS, Ustadz Rosyid Ba’asyir LC, Ust. Badru Tamam, Lc, Ust. Teuku Azhar, Lc, Ust. Said Sungkar, Ustadz Abdurrachim Ba’asyir, Ustadz Farid Ahmad Okbah, Lc, MA, Ustadz Anung Al Hamat, Lc. M.PDI, Dr. KH. Athian Ali Muh. Da’i Lc. MA, Ust. Aris Munandar, Lc, Ust. Hartono Ahmad Jaiz.
Bukit keseriusan para tokoh dan panitia acara ini, sebagian tokoh yang ada di luar kota Solo sudah tiba di Solo sejak jum’at kemarin (24/10). “Padahal mengundang dan mempertemukan tokoh-tokoh ini, bukan perkara mudah.” Ungkap Yan Sugiarto dengan nada kecewa. (azm/arrahmah.com)