JAKARTA (Arrahmah.com) – Keluarga Nanto menyesalkan tindakan Densus 88 yang melakukan penangkapan terhadap Aktivis Masjid Baitul Karim tersebut , tanpa surat penangkapan. Nanto sendiri ditangkap Densus 88 saat bersama saudara kembarnya ketika sedang membagi-bagikan daging Qurban ke warga masyarakat setempat.
“Saat adik saya disergap, saya sempat meminta mereka untuk menunjukkan surat penangkapan, tapi mereka hanya mengatakan ini resmi ada suratnya. Tapi, hingga saat ini keluarga tidak satupun yang melihat surat itu. Kita merasa ditipu,” Kata Saudara kembar Nanto, Sunardi kepada arrahmah.com dirumah orang tuanya yang menjadi lokasi penggerbekan, Jl Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu malam (27/10).
Lebih dari itu, saat penggeledahan di rumah orang tuanya Densus 88 enggan ditemani oleh pihak keluarga ataupun RT setempat, hal ini memicu kekecewaan keluarga.
“Aneh sekali mereka menggeledah rumah, tapi tidak mau disaksikan oleh perwakilan warga dan Masyarakat,” ungkap pria yang biasa di sapa Nandi tersebut.
Tidak Ada Bom
Nandi juga membantah berita yang beredar terkait tuduhan ada bom yang ditemukan dirumah orang tuanya. Pasalnya ketika Polisi selesai menggeledah dan menunjukkan tas ransel yang dibawa Nanto, keluarga dan masyarakat telah menyaksikan bersama bahwa di tas tersebut tidak ada bahan peledak dan sejenisnya.
“Tas itu sudah kita sama-sama lihat, dan isinya hanya laptop. Saya sudah tegaskan ke Polisi bahwa kita jadi saksi jika suatu saat beritanya berbeda, Kalau benar ada Bom, pasti daerah sini sudah disterilkan dari jarak beberapa meter. Tapi, itukan tidak dilakukan” ujarnya.
Kata Nandi, Pihak Polisi juga sudah mempermainkan dirinya dan keluarganya terutama Istri dari adiknya. Saat keluarga mencari informasi keberadaan Nanto setelah penyergapan, Polisi mengarahkan ke beberapa tempat yang tidak ada keberadaan adiknya tersebt.
“Saya mau meminta surat Kuasa Hukum untuk dihubungkan ke TPM, saat diinfokan adik saya mereka bilang di Polsek Palmerah, tapi ketika kesana tidak ada dan mereka bilang ada dikontrakan, kesana pun saya tidak mendapatkan adik saya,”bebernya.
Nandi pun, membantah adiknya terlibat aksi-aksi yang dituduhkan Densus 88 dan media massa. Menurutnya, keseharian adiknya hanyalah berdakwah dan berhubung adiknya juga merupakan sekretaris bidang dakwah di Masjid Baitul Karim, Kebon Kacang.
“Aktifitas adik saya itu terbuka, semua masyarakat sini sudah sangat mengenalnya sejak lama, bisa dilihat dan dinilai secara terbuka,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Densus 88 menyergap 3 orang aktifis masjid di Palmerah dan Tanah Abang dengan tuduhan terlibat jaringan terorisme. Diantara nama yang sudah dirilis Herman, David, dan Sunarto alias Nanto (bilal/arrahmah.com)
Foto : Nandi saudara kembar Nanto