KABUL (Arrahmah.com) – Pejabat-pejabat dari beberapa area menyebarkan surat kepada pejabat lokal, website-website dan beberapa piranti propaganda lainnya, mengatakan, “Taliban baru kini telah muncul di Afghanistan”.
“Ini bukanlah Taliban dari waktu Emirat. Ini merupakan satu generasi terbaru,” ujar Waheed Modja, ajudan kementrian di bawah Taliban Islamic Emirat yang berkuasa di Afghanistan pada tahun 1996-2001.
“Mereka lebih di didik, dan mereka tidka menghukum orang-orang yang memiliki CD dan kaset,” lanjutnya.
Kini, Taliban memiliki satu tingkat lebih baik dari organisasi-organisasi normal.
Taliban pernah berkuasa di Afghanistan sejak 1996 sampai 2001, namun Negara penjajah AS datang dan menggulingkan kekuasaan sejak peristiwa 911.
Sejak itulah Taliban memulai perjuangannya melakukan perang gerilya melawan tentara-tentara kafir yang didukung oleh pemerintahan Hamid Karzai.
Laporan terbaru oleh Senlis Souncil mengatakan Taliban telah tumbuh dan berkembang, kehadiran Taliban lebih dari separuh wilayah Afghanistan.
Kecerdasan
Taliban baru juga tumbuh secara teknologi, Taliban memiliki perangkat-perangkat berteknologi tinggi dan mesin-mesin online tercanggih.
Kini, Taliban pun melakukan pergerakan di dunia maya 24 jam penuh. Melakukan propaganda-propaganda dahsyat, menyebarkan berita atas peristiwa yang terjadi lebih cepat dari media militer asing dan pemerintahan Afghanistan.
“Kami mengakui tidak memenangkan peperangan informasi, dan kami akan membalikkan keadaan tersebut,” ujar Brigadir Jenderal Richard Blanchette, juru bicara tentara NATO.
Media Taliban menjelaskan secara detail kecelakaan-kecelakaan yang terjadi terhadap warga sipil yang ditimbulkan oleh tentara kafir AS dan NATO.
Dengan cepat peristiwa-peristiwa tersebut disiarkan, membuat militer kafir tidak mampu berkutik, dan mereka akan membuat alibi beberapa hari setelahnya.
Bulan lalu, lebih dari 90 warga sipil Afghanistan tewas dalam serangan yang dilakukan tentara kafir AS, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.
“Taliban baru memiliki keinginan mengusir keluar angkatan perang asing dari Afghanistan dan negeri-negeri Muslim lainnya,” ujar modja. (Hanin Mazaya/Arrahmah.com)